[No title]
Pulang kampung
-->
-->
Padang….(pasar baru, kampus, tempat beli sambal) ….sepi. alhamdulillah…selalu begitu. Sejak dulu. Kini juga masih ada selalu. Ujian berakhir…trus pulang kampong. Yah..pulang kampong adalah hal; yang ditunggu-tunggu oleh semua orang (terutama mahasiswa-perantau). Pulang kampong adalah hal yang dinantinantkan. Ia adalah moment re-charge diri. Moment perbaikan diri dan gizi.
Saking dinanti-nantikannya, persiapan bekal Pulang kampung sudah disiapkan jauh-jauh hari. Malahan, ada yang…ketika ujian menjlang, yang ada malah pulang kampung membayang. Semakin dekat ujian, semakin dekat pulang kampong. Tak mau ada yang ketinggalan bekal dan oleh-oleh untuk pulang kampong. Bahkan seandainya harus menahan untuk pengeluaran dan konsumsi, sisihkan untuk baaya pulang kamung. Malah..saking teliti dan khawatirnya dengan kelengkapan perbekalan, oleh-oleh atau perbekalan pulang kampong didaftar (dilist); agar jangan sampai ada yang ketinggalan. Luar biasa.
Di loket-loket travel atau bus penuh sesak, mbil travel dadakan banyak. Musim pulang kampong. Antusiasme si kampungan (yang suka pulang kampong) luar biasa. Wajah-wajah cerah (meski ujian mendung bergayut). Terserah…yang penting pulang kampong Berbahagialah yang bisa pulang kampong.dan bersabarlah bagi yang belum bisa pulang kampong; selain factor jauhnya perjalanan juga biaya yang tak mencukupi. Sabarlah hai diri..
Kita menyadari..dalam kehidupan ini, terdiri dari 2 dimensi kehidupan; dimensi kehiupan dunia dan dimensi kehidupan akhirat. Pun begitu dengan Pulang kampong. Saat ini kit pulang kampong di kampong dunia, maka kita juga yakin bahwa suatu saat, kita akan Pulang kampong akhirat.
Ada perbedaan dan persamaan antara Pulang kampong dunia dan Pulang kampong akhirat. Semoga dengan ini kita akan lebih menghargai dan bisa mengevaluasi diri.
Yang membedakan antara Pulang kampong dunia dengan Pulang kampong akhirat diantaranya adalah:
1. Waktu
Pulang kampong dunia terjadwal (kapan kita Pulang kampong kita yang ngatur jadwalnya). Kita bisa memutuskan jadi atau tidak pulang kampong, meski dirasa persapan kita sudah maksimal, tapi jika kita hilang selera untuk Pulang kampong, maka pembatalan bisa kita lakukan. Sedangkan Pulang kampong akhirat terjadwal, tapi bkan kita yag menjadwal. Ketika jadwal sudah tiba, maka mau tdak mau kita harus ulang kampong, tiidak bisa ditunda-tunda, meski [erbekalan kita kurang, oleh-oleh untuk Pulang kampong belum ada.
2. Pulang kampong dunia bisa pasti jga bisa tidak, keputusan ada di tangan kita. Kit abisa mengatur dan memutuskan apakah kita akan pulang kampong atau tidak. Halangan-halangan bisa menjadi factor pembatalan Pulang kampong kita. Bencana alam bisa menjadi penghalang, keabisan tiket juga akan bisa menunda Pulang kampong kita. tetapi Pulang kampong akhirat, jika sudahtiba jadwal untuk Pulang kampong, pasti jadi. Tak bsa ditawar-tawar, tak bisa ditunda. Tak ada yang bisa menghalangi Pulang kampong kita. Bencana alam tak jadi soal, tiket selalu tersedia untuk kita. Tak akan slip dalam pejatahan tiket Pulang kampong. Sudah ada atau belum bekal dan oleh-oleh tak akan menunda Pulang kampong kita. Tak peduli.
3. Pulang kampong dunia Kita tahu dan bisa memilih rute perjalanan. Kita bisa memilih travel dengan perjalanan kita, dan meminta sopir yang kita mau. Sedangkan Pulang kampong akhirat, kita tak pernah bisa mendeskripsikan secara tepat plus jaminan bagaimana dan kemana saja rute perjalanan kita. Kita sedikit pun tak bisa meminta atau menyuruh sopir kea rah mana rute yag kita ma.
Namun, ada persamaan antara Pulang kampong dunia dengan Pulang kampong akhirat: tetang
setting kondisi pulang kampong kita. Meski kita tak bisa secara pasti menjamin kondisi kepulangan kita, tapi setidaknya dengan persiapanapa yang kita siapkan untk kepulangan kita, aan memberkan gambaran bagaimana kepulangan kita. Kalau kita mengnginlan kepulangan kita lancer, maka siapkan bekalbekal yang akan menjamin dan member keenakan dalam perjalanan pulang kita dan penyambutan saat kita tiba di kampong. Kalau ingin nyaman dalam perjalanan dengan travel full AC, berjanglah untuk mengimpulkan dana yang memadai yang dapt membeli tiket travel full AC. Daftar segala perbekalan dan oleh-oleh kita. Pastikan tak ada oleh2 dan bekal yang tertinggal.
Begitu juga dengan Pulang kampong akhirat kita. Agar kita nyaman dalam keplangan kita, mari kita berjang, bekerja keras unuk mengumpulkan biaya untuk beli tiket yang akan emberi kenyamanan dalam perjalanan kita (sakaratul maut). Bawa oleh-oleh sebanyak mungkin. Lebihkan, meski kita tak tahu akan berlebih atau tidak oleh-oleh kita. Karena kita tidak tau seberapa jauh dan panjang perjalanan kita. Kita tak bisa memastikan oleh-oleh dan bekal kita cuup atau tidak dalam perjalanan Pulang kampong kita.
Maka marilah kita kumpulkan sebanyak-banyaknya oleh-oleh dan perbekalan kita, agar perjalanan kita sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Ibnu Qayyim, dari Al Qur’an membagi manusia ke dalam tiga golongan dalam persiapannya mem\ngumpulkan dan menyiapkan bekal.
1. Zaalimun lii nafsihi.. yaitu orang-orang yang zalim atau aniaya terhadap dirinya sendiri. Melakukan perjalaan tanpa bekal, ongkos dan pulang kampng tanpa leh-oleh. Insya Allah bisa dipastikan bagaimana seandainya kita pulang tanpa ada bekal dan oleh-oleh.
Ada perbedaan dan persamaan antara Pulang kampong dunia dan Pulang kampong akhirat. Semoga dengan ini kita akan lebih menghargai dan bisa mengevaluasi diri.
Yang membedakan antara Pulang kampong dunia dengan Pulang kampong akhirat diantaranya adalah:
1. Waktu
Pulang kampong dunia terjadwal (kapan kita Pulang kampong kita yang ngatur jadwalnya). Kita bisa memutuskan jadi atau tidak pulang kampong, meski dirasa persapan kita sudah maksimal, tapi jika kita hilang selera untuk Pulang kampong, maka pembatalan bisa kita lakukan. Sedangkan Pulang kampong akhirat terjadwal, tapi bkan kita yag menjadwal. Ketika jadwal sudah tiba, maka mau tdak mau kita harus ulang kampong, tiidak bisa ditunda-tunda, meski [erbekalan kita kurang, oleh-oleh untuk Pulang kampong belum ada.
2. Pulang kampong dunia bisa pasti jga bisa tidak, keputusan ada di tangan kita. Kit abisa mengatur dan memutuskan apakah kita akan pulang kampong atau tidak. Halangan-halangan bisa menjadi factor pembatalan Pulang kampong kita. Bencana alam bisa menjadi penghalang, keabisan tiket juga akan bisa menunda Pulang kampong kita. tetapi Pulang kampong akhirat, jika sudahtiba jadwal untuk Pulang kampong, pasti jadi. Tak bsa ditawar-tawar, tak bisa ditunda. Tak ada yang bisa menghalangi Pulang kampong kita. Bencana alam tak jadi soal, tiket selalu tersedia untuk kita. Tak akan slip dalam pejatahan tiket Pulang kampong. Sudah ada atau belum bekal dan oleh-oleh tak akan menunda Pulang kampong kita. Tak peduli.
3. Pulang kampong dunia Kita tahu dan bisa memilih rute perjalanan. Kita bisa memilih travel dengan perjalanan kita, dan meminta sopir yang kita mau. Sedangkan Pulang kampong akhirat, kita tak pernah bisa mendeskripsikan secara tepat plus jaminan bagaimana dan kemana saja rute perjalanan kita. Kita sedikit pun tak bisa meminta atau menyuruh sopir kea rah mana rute yag kita ma.
Namun, ada persamaan antara Pulang kampong dunia dengan Pulang kampong akhirat: tetang
setting kondisi pulang kampong kita. Meski kita tak bisa secara pasti menjamin kondisi kepulangan kita, tapi setidaknya dengan persiapanapa yang kita siapkan untk kepulangan kita, aan memberkan gambaran bagaimana kepulangan kita. Kalau kita mengnginlan kepulangan kita lancer, maka siapkan bekalbekal yang akan menjamin dan member keenakan dalam perjalanan pulang kita dan penyambutan saat kita tiba di kampong. Kalau ingin nyaman dalam perjalanan dengan travel full AC, berjanglah untuk mengimpulkan dana yang memadai yang dapt membeli tiket travel full AC. Daftar segala perbekalan dan oleh-oleh kita. Pastikan tak ada oleh2 dan bekal yang tertinggal.
Begitu juga dengan Pulang kampong akhirat kita. Agar kita nyaman dalam keplangan kita, mari kita berjang, bekerja keras unuk mengumpulkan biaya untuk beli tiket yang akan emberi kenyamanan dalam perjalanan kita (sakaratul maut). Bawa oleh-oleh sebanyak mungkin. Lebihkan, meski kita tak tahu akan berlebih atau tidak oleh-oleh kita. Karena kita tidak tau seberapa jauh dan panjang perjalanan kita. Kita tak bisa memastikan oleh-oleh dan bekal kita cuup atau tidak dalam perjalanan Pulang kampong kita.
Maka marilah kita kumpulkan sebanyak-banyaknya oleh-oleh dan perbekalan kita, agar perjalanan kita sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Ibnu Qayyim, dari Al Qur’an membagi manusia ke dalam tiga golongan dalam persiapannya mem\ngumpulkan dan menyiapkan bekal.
1. Zaalimun lii nafsihi.. yaitu orang-orang yang zalim atau aniaya terhadap dirinya sendiri. Melakukan perjalaan tanpa bekal, ongkos dan pulang kampng tanpa leh-oleh. Insya Allah bisa dipastikan bagaimana seandainya kita pulang tanpa ada bekal dan oleh-oleh.
Post a Comment for " "
Kata Pengunjung: