Merawat Cita-cita Siswa
Masa-masa
kecil adalah masa yang penuh keceriaan dan keberanian. Lihatlah anak kecil yang
masih bisa tertawa riang meski dia tak memegang uang sepeserpun. Meski ada
masalah, dia tetap bermain dengan gembira.
Banyak
anak yang sangat berani untuk memiliki cita-cita atau impian. Sekali-sekali,
cobalah untuk bertanya kepada anak kecil tentang cita-cita dan impiannya.
Niscaya kita akan menemukan banyak diantara mereka yang memiliki keberanian
hebat tentang cita-cita dan impiannya.
Ada
seorang anak bercita-cita jadi presiden. Tak terbayangkan bagi mereka, untuk
menjadi presiden butuh jalan perjuangan yang tidak mudah; biaya besar dan modal
yang tidak sedikit. Ada pula yang ingin jadi polisi. Mereka tidak tahu untuk
lolos jadi polisi dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Ada yang ingin jadi guru
PNS. Tak terbayangkan oleh mereka begitu banyaknya saingan untuk memperebutkan
posisi itu. Selain itu, sebuah rahasia umum bahwa untuk jadi PNS harus merogoh
puluhan bahkan ratusan juta.
Ada
pula yang ingin jadi sarjan agar kelak dapat kerja. Padahal di negeri ini
ribuan bahkan jutaan sarjana yang menganggur. Tidak ada yang salah dengan
cita-cita atau impian mereka. Justru kita harus mengarahkan siswa agar memiliki
cita-cita atau impian yang tinggi.
Sangat
penting bagi guru untuk memberikan dan menumbuhkan sikap optimis pada sang
murid. Kita tidak boleh melemahkan semangat mereka. Justru kita dukung dan kita
sokong. Biarkan impian itu tetap tumbuh dan berkembang. Tugas kita adalah meyakinkan
kepada mereka bahwa impian itu dapat tercapai. Dengan adanya harga
(pengorbanan) yang harus dibayarkan.
Yang
dapat kita lakukan dengan impian mereka adalah pertama, member apresiasi terhadap mereka yang berani bermimpi atau
bercita-cita. Tidak banyak orang yang berani bercita-cita. Salah satunya adalah
karena faktor kemiskinan. Padahal, orang yang paling miskin adalah orang yang
tidak berani meski untuk bermimpi.
Kedua,
ikut mendesain impian mereka. Perbaiki impian mereka jika ada yang salah.
Misalnya cita-cita yang kurang jelas. Ada anak yang bercita-cita menjadi orang
yang sukses. Nah, cita-cita seperti ini masih bersifat umum. Buat jelas
cita-cita mereka. Misalnya dengan menjadi
pemilik perusahaan penerbangan atau mendirikan sebuah sekolah. Cita-cita
atau impian bisa saja berubah namun tanggungjawab dan peran kita tetap sama
yaitu mengupayakan tercapainya cita-cita mereka.
Ketiga,
bimbing mereka untuk mewujudkannya. Berikan jalan-jalan yang memudahkan mereka
mengaktualisasikan potensi diri mereka. Misalkan mereka bercita-cita menjadi
orator handal, maka latih mereka untuk berpidato dan berikan banyak kesempatan
untuk tampil di depan umum. Teruslah memberikan suntikan motivasi dan semangat
kepada mereka untuk memantas diri menggapai cita-cita itu. Selain itu, pahamkan
mereka bahwa untuk menggapai impian perlu ada pengorbanan sesuai besar kecilnya
cita-cita itu. Semakin besar dan mulia cita-cita, maka semakin besar pula
pengorbanan dituntut.
Keempat,
berikan contoh tokoh-tokoh yang berhasil mewujudkan cita-citanya. Misalnya dulu
Bung Karno yang bercita-cita menjadi pemimpin besar. Ternyata dikemudian hari, beliau
menjadi presiden pertama di negeri ini.
Yakinlah,
dengan merawat cita-cita dan impian mereka maka negeri ini dapat bangkit dan
mengejar ketertinggalan dari bangsa lain sekaligus meninggikan kehormatan
bangsa.
Post a Comment for "Merawat Cita-cita Siswa"
Kata Pengunjung: