Pahlawan di Sekitar Kita*
Setiap
tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Pada momentum itu juga
biasanya diberikan penganugerahan gelar pahlawan. Dari situs www.wikipedia.com, Pahlawan Nasional adalah gelar yang
diberikan kepada kepada seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah Indonesia,
yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang
semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan
karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara
Indonesia. Dengan pengertian ini, maka gelar pahlawan tidak sembarang diberikan
kepada seseorang. Sifatnya terbatas pada syarat-syarat tertentu.
Secara formalitas, gelar pahlawan memang menuntut
beberapa kriteria diantaranya cakupan wilayah yang luas (negara), dan besarnya
peran yang diberikan. Jika memang demikian, maka pahlawan sifatnya terbatas
saja. Gelar pahlawan, seharusnya tidak terbatas pada kriteria-kriteria tersebut
saja. Gelar pahlawan maknanya luas. Tidak bergantung dari besar kecilnya
kontribusi yang diberikan dan luas wilayah penerima manfaat itu. Pendeknya,
siapa yang bermanfaat atau berjasa, maka dia adalah pahlawan.
Ini adalah anggapan pahlawan pada makna yang
lebih luas. Seseorang dianggap pahlawan apabila dia memberikan manfaat atau
bantuan kepada orang lain. Jika dalam pengertian itu, maka sebenarnya akan
banyak pahlawan disekitar kita. Ada banyak orang yang selama ini menjadi
pahlawan bagi kita, tetapi justru kita lupakan.
Setiap orang pasti memiliki pahlawan dalam
hidupnya. Misalnya ada seorang ibu yang harus meregang nyawa saat melahirkan anaknya,
maka bagi anak, ibu adalah pahlawannya. Seorang ayah yang harus bekerja keras
menafkahi keluarga, dia adalah pahlawan bagi keluarganya. Warga yang mendapat
jatah beras murah atau bahkan gratis, bagi rakyat dia dianggap sebagai seorang
pahlawan.
Penghargaan Adipura yang didapatkan oleh sebuah
kota tentu saja penghargaan itu melibatkan banyak pihak. Tak cukup hanya
seorang bupati atau walikota saja hingga kota itu berhak mendapat penghargaan
di bidang kebersihan itu. Ada penjaga taman kota, petugas kebersihan, dan warga
bahkan hingga seorang pemulung. Sebab, berkat merekalah kebersihan kota dapat
diciptakan. Keindahan kota dapat terjaga. Prestasi yang dicapai oleh sebuah sekolah,
tentu berkat partisipasi beberapa unsur sekolah diantaranya kepala sekolah,
guru, dan siswa sehingga prestasi itu dapat diraih. Insan pers yang
memberitakan bencana sehingga para pembaca tergerak hatinya untuk membantu,
adalah pahlawan juga. Pahlawan bagi seorang mahasiswa diantaranya dosen,
pegawai kampus, sopir bus kampus, sopir angkot, dan bahkan tukang ojek. Pemberi
beasiswa, adalah pahlawan bagi mahasiswa.
Dengan menganggap pahlawan dalam makna yang luas,
sebenarnya banyak orang-orang yang merupakan pahlawan kita. Kalau kita jeli,
maka akan banyak pahlawan dalam kehidupan kita.
Menurut Anis Matta dalam buku ‘Mencari Pahlawan Indonesia’, keberadaan
seorang pahlawan begitu bermanfaat bagi orang lain. Saat dia ada, orang kadang
tidak begitu merasakan kemanfaatannya. Keberadaannya tidak dihiraukan. Kemudian
saat dia pergi, barulah orang-orang akan merasakan kehilangan. Seperti tukang
jaga masjid atau garin. Keberadaannya jarang dirasakan oleh jama’ah. Jama’ah
hanya tahu masjid bersih dan nyaman beribadah saja.
Saat garin tidak ada,
masjid kotor, kebersihan masjid tidak ada, barulah jamaah sibuk dan merasakan
ketidaknyamanan dalam beribadah.
Semoga kita lebih jeli dalam melihat orang-orang
yang berjasa dan bermanfaat bagi kita.
Dan tidak mengacuhkannya. Sikap ini
membuat kita akan semakin menghargai mereka. Menumbuhkan keinginan dan semangat
untuk membalas budi baik mereka. Tidak ada salahnya membalas budi baik orang
lain. Justru akan meninggikan akhlak kita.
Tulisan ini terbit di harian Singgalang, Minggu 18 November 2012
Post a Comment for "Pahlawan di Sekitar Kita*"
Kata Pengunjung: