Membumikan Sifat Kenabian
Oleh
Supadilah/Pengajar di Ponpes Darul Hikmah, Pasaman Barat
Peringatan
maulid (kelahiran) nabi hendaknya menjadi momentum untuk menambah kecintaan
kepada nabi dan mewarisi sifat-sifat nabi,
bukan hanya seremonial belaka yang di dalamnya tidak lepas dari hafalan
seputar nama ayah dan ibu nabi, nama kakek nabi, isteri nabi, umur nabi
Muhammad saat diangkat menjadi nabi, dan semisalnya. Akan tetapi lebih dari
itu, ada hikmah yang patut diambil dan diimplementasikan dalam diri dan
kehidupan kita.
Alasan
perlunya memeringati maulid nabi diantaranya adalah sebagai upaya untuk mewarisi
sifat-sifat nabi. Ada empat sifat nabi yang perlu kita warisi saat ini.
Pertama, sifat nabi adalah shiddiq yang artinya benar. Bukan hanya benar dalam
perkataan saja, tapi perbuatannya juga benar. Perbuatan sejalan dengan
perkataan. Beda dengan kita kebanyakan. Kadang mudah berucap tetapi sulit untuk
melakukannya. Politisi negeri ini pun demikian, banyak janji manis yang ditebar
namun banyak yang tidak ditepati.
Dinegeri
ini, kejujuran begitu mahal dan sulit didapati. Mulai dari pemimpinnya, yang
seharusnya menjadi contoh bagi rakyatnya, malah jauh dari kejujuran itu
sendiri. Buktinya adalah kasus korupsi, kasus suap,dan sejenisnya. Mirisnya,
kasus pidana itu dilakukan oleh mereka yang tahu soal agama misalnya yang
terjadi di kementerian agama. Tungkek
mambao rabah, kata orang minang.
Sifat
nabi selanjutnya adalah amanah atau benar-benar bisa dipercaya, terbukti dengan
gelar Al Amin yang dianugerahkan kepada beliau. Penganugerahan gelar sebagai
orang yang dapat dipercaya ini jauh sebelum beliau diangkat menjadi nabi. Rasulullah
SAW disegani oleh kawan maupun lawan. Bahkan orang yang memusuhi beliaupun meyakini
ucapan beliau. Beda dengan kita, bisa saja kawan mempercayai kita, tetapi lawan
jelas tidak percaya dengan kita. atau bahkan tak jarang kawan hanya pura-pura
percaya kepada kita, padahal di dalam hatinya tidak percaya pada kita.
Rasulullah memiliki sifat tabliqh
atau menyampaikan. Kepada siapa saja beliau sampaikan risalah islam dengan
berani. Rasulullah SAW menyampaikan kebenaran meskipun terasa pahit dan ada
konsekwensi dibelakangnya. Godaan, siksaan, intervensi hingga ancaman untuk
dibunuh pun pernah beliau alami. Akan tetapi beliau tetap tidak bergeming dalam
menyampaikan risalah islam. Meski
kaum kafir Quraisy mengancam membunuh Nabi, namun Nabi tidak gentar dan tetap
menjalankan amanah yang dia terima. Ketika
Nabi Muhammad SAW ditawari kerajaan, harta, wanita oleh kaum Quraisy agar
beliau meninggalkan tugas ilahinya menyiarkan agama Islam, beliau menjawab,
”Demi Allah…wahai paman, seandainya mereka dapat meletakkan matahari di tangan
kanan ku dan bulan di tangan kiri ku agar aku meninggalkan tugas suci ku, maka
aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan (Islam) atau aku hancur
karena-Nya”.
Rasulullah memiliki sifat fathonah yang artinya cerdas. Jika
kita baca sirah nabi, maka akan kita dapati betapa cerdasnya rasulullah. Beliau
juga ahli strategi perang. Hampir semua perang dimenangkan oleh umat islam
dengan taktik yang beliau terapkan. Meskipun demikian, tidak serta membuat
rasulullah mau menang sendiri dan tidak mendengarkan pendapat para sahabat.
Dalam banyak kesempatan, beliau menampung pendapat dari para sahabat.
Kecerdasan rasulullah dalam memilih para sahabat untuk ditempatkan diberbagai
posisi atau jabatan yang tepat, yang menghasilkan kerja produktif. Hingga, bangsa
Arab yang pada mulanya adalah bangsa bodoh dan terpecah-belah serta saling
perang antar suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan,
pengaruhnya melebihi luas benua Eropa. Membentang dari Spanyol dan Portugis di
Barat hingga India Barat. Sehingga tepat rasanya Michael H Hart yang notabene
non-muslim pun menempatkan Nabi Muhammad sebagai tokoh nomor 1 di dunia, mengungguli
Yesus dan tokoh-tokoh dunia lainnya.
Selama
masih ada begitu banyak kemaksiatan dan kejahatan merajalela di muka bumi ini,
belum mampu diterapkannya sifat-sifat nabi pada umat, maka selama itu masih
perlu adanya upaya-upaya yang menyadarkan pentingnya implementasi keempat sifat
nabi, diantaranya adalah dengan peringatan maulid nabi. Meski peringatan maulid
nabi sendiri masih terdapat perbedaan dan perdebatan antara yang membolehkan dan
ada yang tidak membolehkan, setidaknya melihat kondisi umat muslim saat ini,
dan juga yang terjadi generasi mudanya, rasanya maulid nabi tetap perlu
diadakan.
Selain
itu,
peringatan maulid nabi merupakan
implementasi cinta kita kepada Rasulullah SAW. Al Qadhi 'Iyadl rahimahullah,
berkata: "Di antara bentuk cinta kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam adalah dengan menolong sunnahnya, membela syariahnya, berangan-angan
hidup bersamanya Setiap muslim wajib mencintai nabinya, bahkan kecintaan itu
harus melebihi kecintaan terhadap apapun. Termasuk diri kita sendiri. Cinta kepada Rasulullah SAW merupakan bagian
dari ibadah yang agung.
Maulid nabi juga merupakan momen
untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan pada generasi muda untuk tahu
tentang nabi. Tak dipungkiri, generasi muda saat ini jauh dari ajaran islam.
Pergaulan bebas akibat modernisasi membuat mereka asing dengan islam. Gelombang
ghazwul fikri (perang pemikiran) yang
kian santar, membuat bermacam penyimpangan pada generasi muda. Maka muncullah
paham kebebasan yang kebablasan, termasuk adanya Jaringan Islam Liberal (JIL), dan
atheism. Dengan islam sendiri mereka jauh. Ibadah jarang-jarang, pengetahuan
tentang islam sangat sedikit. Tanyakan saja kepada mereka apa yang mereka
ketahui tentang islam dan nabi mereka. Banyak diantara mereka yang tidak tahu.
Sedikit diantara mereka yang hafal dan paham tentang nabi Muhammad SAW, nabi
mereka. Melihat
kondisi generasi muda seperti itu, maka rasanya tetap perlu diadakannya
peringatan yang mampu memunculkan dan meningkatkan pemahaman generasi muda
terhadap islam, salah satunya adalah dengan peringatan maulid nabi. mari
hilangkan perpecahan diantara kita. dengan tidak saling menghujat. Bagi yang
tidak setuju dengan pelaksanaan maulid nabi, tidak apa-apa. Hanya saja, jangan
menyalahkan dan menghujat apalagi sampai mengkafirkan mereka yang melaksanakan
maulid nabi.
Siapapun dan
apapun profesi kita, bisa saja mewarisi keempat sifat nabi tersebut. Memang
tidak mungkin kita menyamai rasulullah, tapi setidaknya dengan mencontoh
beliau, maka akan ada kebaikan yang kita dapati. Umat islam merindukan sosok
yang bisa memiliki dan mewarisi sifat nabi tersebut, untuk mengembalikan
kejayaan agama di muka bumi.
Post a Comment for "Membumikan Sifat Kenabian"
Kata Pengunjung: