Ayo Terus Berjuang
Usia republik ini sudah memasuki 70 tahun. Tapi sebagian orang menganggap
kita belum merdeka. Tentu dengan sudut pandang yang berbeda. Kemerdekaan
didapat dengan pengorbanan yang begituass besar. Gelimang darah dan air mata
para pahlawan sebagai tumbalnya. Perjuangan direbut dengan senjata, bambu
runcing, dan berunding. Cita-cita luhur para pahlawan akhirnya dapat diraih,
yaitu kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merdeka berarti 1) bebas (dari perhambaan, penjajahan,
dan sebagainya); 2) tidak
terkena atau lepas dr tuntutan, dan 3)
tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu.
Kalau dari pengertian tersebut, berarti kita belum merdeka. Mengutip
ucapan Ary Ginanjar Agustian, pendiri training ESQ Leadership Center, kita
sebenarnya masih belum merdeka selama belum bisa memiliki kemampuan berpikir
dan bertindak serta bekerja keras dalam merubah diri kita.
Indonesia memang sudah merdeka secara fisik. Namun sebetulnya kita
masih terkungkung dan terbelenggu oleh penjajahan yang bersifat non-fisik. Bangsa
ini masih dilanda banyak masalah. Krisis terjadi di segala bidang. Tentu yang
paling kentara adalah kenyataan bahwa rakyat belum sejahtera. Perekonomian
terpuruk. Nilai tukar rupiah melemah hingga Rp. 13.607 pada bulan Agustus ini. Hasil
panen para petani dibeli dengan harga rendah tapi menjadi sangat tinggi ketika
sampai di pasar. Harga cabe melambung tinggi hingga mencapai Rp.80.000. Harga
barang-barang kebutuhan pokok melambung tinggi. Sumber daya alam (SDA) kita
memang melimpah, tapi perusahaan asing-lah yang menguasainya. Barang tambang
kita mengalir ke luar negeri. Rakyat banyak yang menganggur. Sarjana-sarjana di
negeri ini banyak yang terpaksa ngojek.
Kita menjadi budak di negeri sendiri. Usaha-usaha strategis dikuasai
oleh penguasaha asing, sementara rakyat Indonesia hanya sebagai pekerja kasar
dan rendahan. Tengoklah kawasan bisnis di Jakarta atau daerah lain, rata-rata
dimiliki oleh orang asing, sementara rakyat pribumi kebagian jadi pekerjanya.
Indonesia masih menjadi lahan subur bagi industri rokok. Remaja dan
generasi muda dicekoki dengan narkoba yang kian darurat kasusnya. Pendidikan
juga masih jauh tertinggal. Korupsi masih merajalela. Kasus-kasus yang
terungkap seperti fenomena gunung es. Hanya puncaknya saja yang terlihat. Masih
banyak kasus-kasus besar yang belum terungkap.
Tapi jangan kehilangan kebanggaan terhadap nusantara. Indonesia bukan
tanpa prestasi. Banyak hal yang telah kita raih dengan kemerdekaan. Putra-putri
terbaik bangsa melambungkan nama baik bangsa di kancah internasional. Secara
rutin pelajar Indonesia mencetak prestasi pada berbagai kompetisi baik dalam
bidang olahraga, akademis, maupun karya ilmiah.
Kita harus bersatu untuk bisa merubah nasib bangsa ke arah yang lebih
baik. Meski faktanya saat ini masih saja ada saling hina antar satu kelompok
dengan kelompok lain. Pendukung partai saling mengklaim dirinya yang paling
benar.
Ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah kian gencar. Kadang diekspresikan
secara berlebihan. Ketidaksukaan kepada tokoh tertentu diungkapkan secara
membabi buta hingga kehilangan kontrol. Sikap dan sifat seperti itu harusnya
dihentikan. Bangsa ini adalah bangsa yang besar. Wilayahnya teramat luas.
Penduduknya teramat banyak. Tidak bisa membangun bangsa hanya sendirian atau
kelompok tertentu. Dengan bersatu, pahlawan berhasil merebut kemerdekaan.
Dengan bersatu pula, kita pasti bisa membangun bangsa. Sudah saatnya merubah mindset invidualis menjadi kerja sama. Kita
dapat berjuang sebagai subyek atau objek pembangunan. Berusahalah untuk
berkorban bagi negara, bukan memanfaatkan negara. Seperti kata John F. Kennedy,
“Jangan tanyakan apa yang Negara dapat perbuat untuk Anda, tetapi tanyakanlah
apa yang dapat Anda perbuat untuk Negara!"
Post a Comment for "Ayo Terus Berjuang"
Kata Pengunjung: