2 Jam Menakhlukkan Jundi
Di
hari sabtu isteri minta izin untuk ikut kajian di Kampus pada hari Minggu.
Berhubung itu adalah acara kampus, saya beri izin. Sekalian untuk dia nambah
wawasan. Karena saya sedang libur, maka Jundi sama saya.
Hari
Minggu pukul 08.00 isteri sudah berangkat. Perkiraan pulang pada waktu zuhur,
atau pukul 12.00 WIB. Saya dan jundi mengantar isteri berangkat sampai
menghilang dari pandangan, ditelan tikungan. Begitu isteri sudah tidak
terlihat, saya dan jundi masuk rumah. Dimulailah petualangan kami.
Saya
kemudian mengajak jundi bermain beragam permainan yang ada. Mulai dari bowling,
peluit kipas, maen bola, maen raket, kuda-kudaan, dan sebagainya. Sebuah
tantangan berat karena pada malam harinya saya nonton bola. Di pagi itu
sebenarnya saya mengantuk. Tapi saya paksakan, dibawa banyak bergerak agar
kantuk terusir.
Sampailah
pada pukul 10.00 WIB. Sudah banyak permainan kami jalani. Dan kantuk saya
akhirnya datang juga seiring datangnya lelah. J.
Enak kalau Jundi mau bobok. Tapi belum terlihat Jundi mau bobok. Akhirnya saya
diamkan saja Jundi main sendiri. Saya hanya melihat saja, dan sesekali merespon
ajakan bermainnya. Saya diam, malah menambah kantuk.
Istri
memberi kabar acara di kampus belum mulai. Masih penampilan-penampilan dan
sambutan. Dan mengingatkan Jundi agar dibuatkan susu. Berharap ngantuk dan mau
tidur. Saya pun menuruti saran isteri. Saya bikinkan susu kambing ettawa.
Dengan cepat Jundi menghabiskan susu. Tapi belasan menit kemudian belum ada
tanda—tanda Jundi mengantuk.
Jundi
pun kembali melanjutkan bermainnya. Kemudian beralih meminta dan memainkan hp
saya. Sampai setengah jam kemudian. Jundi sudah terlihat gelisah dan rewel. Ini
pertanda kalau dia mengantuk. Repotnya, biasanya kalau Jundi mengantuk, dia
lebih mudah bobok kalau sambil digendong uminya.
Disitu
saya bingung. Kalau dihitung-hitung sudah dua jam lamanya upaya saya
menggendong atau membujuk Jundi untuk segera bobok. Dan sudah bervariasi pula
upaya atau bujukan saya. Gendong. Ajak jalan. Main. Nina bobok. Minum. Ngajak ke
kasur. Jalan lagi. Gendong. Ke kasur lagi.
Menjelang kepasrahan saya, akhirnya terlihat tanda-tanda Jundi mau bobok. Dia jadi diem. tak banya suarak. dan ketika digendong dia pun lunglai. Sewaktu kepalanya saya sandarkan, dia manut (baca : nurut). Saya ayun-ayun dalam dekapan saya, sekitar menit kemudian Jundi memejamkan mata. Dalam hati saya senang betul. Terus saya ayun dan berusaha tidak ada goncangan yang bisa membuat dia membuka mata kembali. Dan..alhamdulillahirabbil alamin....Jundi pun terlelap. Sewaktu saya rebahkan ke kasur, dia tidak terbangun. akhirnya sukses dehh membuat Jundi tertidur. :)
Menjelang kepasrahan saya, akhirnya terlihat tanda-tanda Jundi mau bobok. Dia jadi diem. tak banya suarak. dan ketika digendong dia pun lunglai. Sewaktu kepalanya saya sandarkan, dia manut (baca : nurut). Saya ayun-ayun dalam dekapan saya, sekitar menit kemudian Jundi memejamkan mata. Dalam hati saya senang betul. Terus saya ayun dan berusaha tidak ada goncangan yang bisa membuat dia membuka mata kembali. Dan..alhamdulillahirabbil alamin....Jundi pun terlelap. Sewaktu saya rebahkan ke kasur, dia tidak terbangun. akhirnya sukses dehh membuat Jundi tertidur. :)
Post a Comment for "2 Jam Menakhlukkan Jundi"
Kata Pengunjung: