Ibu-ibu PIP Ubah Jelantah Menjadi Pembersih Lantai
Setelah mengotak-atik mana yang dipilih, akhirnya Ahad ini saya pilih mengantar isteri ke acara yang keren, Demo membuat pel Mijan (pembersih lantai dari minyak jelantah) di masjid Nurul Iman, kompleks Widya Asri, Serang.
Penyelenggara ini adalah komunitas Institut Ibu Profesional yang biasa disingkat IIP. Kegiatan komunitas ibu-ibu ini banyak. Tapi hari ini, adalah kegiatan yang kedua kalinya saya (dan keluarga) ikuti.
Pematerinya adalah Hj. Erna Yuliawati, ketua Permadani (Perempuan Maju dan Mandiri) Banten.
Sejak dikasih tahu akan ikut pelatihan ini, saya sangat tertarik dan membolehkan istri untuk ikut. Bahkan saya tertarik juga dengan tema ini.
Mengingat jelantah bisa dikatakan limbah. Mau dibiarkan, tidak dipakai lagi, bikin dapur kesannya penuh. Dibuang ke selokan, tidak ramah, mengotori tanah, bisa menyumbat selokan. Dibuang ke tanah, jadi pencemaran tanah.
Maka, jika jelantah diproses jadi pembersih lantai, ah keren sekali. Menjadi solusi atas masalah setiap rumah dan usaha yang bingung mengolah jelantahnya. Bahkan sesudah ini ilmu yang didapat perlu ditularkan. Tapi tentunya ada etika dalam penyebaran pengolahan jelantah ini.
Perjalanan sekira 1 jam dengan sepur pun jadi keasyikan yang membahagiakan.
Sedikit saya ikuti kegiatan itu. Selain harus momong si bungsu, si Sulung juga tak mau diam. Maunya main terus dengan temannya. Kemana-mana, lari-larian. Tahu-tahu, selesailah pelatihan itu. Masing-masing peserta sudah membawa Produk bikinan kelompok mereka yang Tadinya minyak jelantah berwarna coklat kehitaman sudah berganti cantik rupanya berwarna warni kuning, Merah dan hijau. Semakin elegan dengan wadah yang juga cantik. Seakan dan memang tak tampak kejelantahannya tadi.
Momen seperti ini sungguh banyak hal yang didapat. Jalan-jalan refreshing tentu, menambah ilmu jelas, dan bersilaturahim dengan banyak orang. Terlebih hari itu bisa membalas kunjungan seorang saudara yang dulu sekampus Universitas Andalas, berasal dari Jambi juga, yang sekarang di Serang. Om Riski dan isteri, yang pernah Ke Rangkasbitung juga. Bisa dibilang melunasi 'hutang' silaturahim, tapi tidak begitu juga lah. Intinya ada tanggung jawab saling menjalin silaturahim.
Penyelenggara ini adalah komunitas Institut Ibu Profesional yang biasa disingkat IIP. Kegiatan komunitas ibu-ibu ini banyak. Tapi hari ini, adalah kegiatan yang kedua kalinya saya (dan keluarga) ikuti.
Pematerinya adalah Hj. Erna Yuliawati, ketua Permadani (Perempuan Maju dan Mandiri) Banten.
Sejak dikasih tahu akan ikut pelatihan ini, saya sangat tertarik dan membolehkan istri untuk ikut. Bahkan saya tertarik juga dengan tema ini.
Mengingat jelantah bisa dikatakan limbah. Mau dibiarkan, tidak dipakai lagi, bikin dapur kesannya penuh. Dibuang ke selokan, tidak ramah, mengotori tanah, bisa menyumbat selokan. Dibuang ke tanah, jadi pencemaran tanah.
Maka, jika jelantah diproses jadi pembersih lantai, ah keren sekali. Menjadi solusi atas masalah setiap rumah dan usaha yang bingung mengolah jelantahnya. Bahkan sesudah ini ilmu yang didapat perlu ditularkan. Tapi tentunya ada etika dalam penyebaran pengolahan jelantah ini.
Perjalanan sekira 1 jam dengan sepur pun jadi keasyikan yang membahagiakan.
Sedikit saya ikuti kegiatan itu. Selain harus momong si bungsu, si Sulung juga tak mau diam. Maunya main terus dengan temannya. Kemana-mana, lari-larian. Tahu-tahu, selesailah pelatihan itu. Masing-masing peserta sudah membawa Produk bikinan kelompok mereka yang Tadinya minyak jelantah berwarna coklat kehitaman sudah berganti cantik rupanya berwarna warni kuning, Merah dan hijau. Semakin elegan dengan wadah yang juga cantik. Seakan dan memang tak tampak kejelantahannya tadi.
Momen seperti ini sungguh banyak hal yang didapat. Jalan-jalan refreshing tentu, menambah ilmu jelas, dan bersilaturahim dengan banyak orang. Terlebih hari itu bisa membalas kunjungan seorang saudara yang dulu sekampus Universitas Andalas, berasal dari Jambi juga, yang sekarang di Serang. Om Riski dan isteri, yang pernah Ke Rangkasbitung juga. Bisa dibilang melunasi 'hutang' silaturahim, tapi tidak begitu juga lah. Intinya ada tanggung jawab saling menjalin silaturahim.
Subhanallah, nice family and creative mom... Two thumbs up for both!
ReplyDeleteSiap, terima kasih banyak
Delete