Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengingat Tentang Nabi


Pada zaman dahulu kala, pada zaman jahiliyah, lahirlah seorang nabi, yang terlahir dan mulia, nabi Muhammad namanya, Siti Aminah ibunya, Abdullah bapaknya, dilahirkan di kota Makkah. Sesudah dewasa, diangkat menjadi rasul, oleh Allah Yang Kuasa, Pencipta Alam Semesta (KISAH NABI MUHAMMAD). Mari Oh mari – mari, Baca shalawat nabi, agar kita semua mendapat syafaatnya,dari nabi Muhammad, Rasul Pemimpin umat, untuk para umat dari nabi Muhammad, Rasul Pemimpin umat yang membawa amanat. Dua belas Rabi’ul Awal, jatuh pada hari isnain, nabi Muhammad dilahirkannya. Dua ratus tujuh satu masehi, di kota Makkah, pada tahun Fiil. (Mari Oh Mari)
Beruntung jika di sekitar kita masih ada mushala atau masjid yang melantunkan puji-pujian seperti itu. Beruntung pula jika di waktu kecil kita belajar puji-pujian itu. Puji-pujian yang mengenalkan dan mengingatkan kita tentang Rasulullah SAW. Meskipun pelantun dari puji-pujian itu adalah anak kecil dengan suara lantang dan tidak beraturan. Setidaknya puji-pujian itu mengekalkan Rasulullah SAW dalam memori kita. Kecintaan kita kian hari semakin terancam. Lambat laun semakin sedikit orang yang kenal dengan nabi.
Globalisasi bisa mengikis pengetahuan kita tentang nabi. Mungkin sedikit sekali diantara kita yang tahu tentang silsilah nabi. Mungkin hanya sedikit orang yang tahu siapa kakek, ayah, ibu, isteri-isteri, dan anak-anak beliau dengan lengkap.
Sedikit saya bandingkan, jika di kepramukaan, banyak anak-anak pramuka sangat hafal tentang bapak pandu se-dunia, Baden Powel. Penulis pernah mendengar langsung seorang siswa yang menyebutkan nama isteri, anak-anak, dan saudara-saudara Baden Powel dengan jelas dan percaya diri. Pertanda siswa ini begitu kenal dengan Baden Powel. Lalu, apakah pengetahuan kita tentang Rasulullah SAW sehebat pengetahuan kita tentang Baden Pawel?
Padahal dengan mengenal Rasulullah SAW akan memberikan banyak manfaat untuk kita. Sebagaimana sabda beliau, “Diakhirat kelak, engkau akan dikumpulkan bersama orang yang engkau cinta”. Dan, mengenal beliau merupakan salah satu tanda kecintaan.
Kita singkirkan dulu perdebatan mengenai boleh tidaknya memeringati maulid nabi. Sebagai pendapat pribadi penulis, dengan melihat kondisi yang terjadi pada kalangan remaja dan umat islam umumnya, maka peringatan maulid nabi sangat bermanfaat. Dewasa ini pengetahuan dan kecintaan kita tentang Rasulullah terancam. Hadirnya lagu-lagu dari artis-artis dan band-band terbaru bisa menghilangkan ingatan kita tentang Rasulullah SAW. Setiap hari kita disuguhi film dan lagu yang jauh dari nilai-nilai islam. Anak kecil sudah tahu lagu yang bukan untuk usianya. Matang sebelum waktunya. Keindahan masa anak-anak mereka terampas. Keceriaan masa kecil terlewati dengan cepat. Remaja lebih suka bermalas-malasan, bergaya hidup bebas, dan larut dalam kenakalan remaja seperti tawuran, geng motor, merokok, atau penggunaan narkoba.
Orang dewasa pun tidak berbeda jauh. Tidak banyak diantara kita yang mau menyempatkan belajar mengenal Rasulullah SAW. Ketiadaan waktu karena sibuk bekerja salah satu alasannya. Kehadiran teknologi seharusnya mempermudah kita untuk menambah pengetahuan tentang Rasulullah SAW. Namun acapkali kita abai dengan hal ini. Gadget yang kita punyai penuh dengan aplikasi sosial media atau foto selfie. Meski seharian berhadapan dengan laptop dan internet, sedikit diantara kita yang mau memperdalam pengetahuan agama kita. Internet menyediakan banyak informasi dan referensi tentang nabi. Dari internet pula kita bisa mencari bahan bacaan, lagu, bahkan film tentang Rasulullah SAW. Masalahnya ada pada kemauan kita.

Menumbuhkan Kecintaan Kepada Rasulullah dalam Keluarga
Pendidikan keluarga sangat menentukan kondisi anak kita. Keluarga hendaknya memiliki kebiasaan dan kegiatan yang dapat menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah SAW. Menggambarkan sosok tentang Rasulullah SAW  kepada anak. Menceritakan kisah-kisah tentang Rasulullah SAW dan menanamkan semangat meneladani Rasulullah SAW. Orang tua hendaknya bisa mengisahkan keteladanan Rasulullah SAW. Tentang kedermawanan, kesabaran, keuletan dan kepahlawanan Rasulullah SAW. Tanamkan kebanggaan kepada Rasulullah SAW bahkan ketika anak masih belia. Sebagai fondasi pengetahuan bagi anak. Agar mereka tidak asing dengan sosok Rasulullah SAW. Sehingga, sosok yang pertama menjadi teladan adalah Rasulullah SAW. Menjadikan Rasulullah SAW idola di atas idola yang lainnya.
Selain itu, hendaknya dalam keluarga ada buku-buku tentang Rasulullah SAW. Sebagai sumber informasi bagi keluarga untuk mengetahui profil Rasulullah SAW. Buku itu pula sebagai bahan orang tua bercerita kepada anak. Banyak buku-buku yang mengisahkan tentang Rasulullah SAW. Salah satunya adalah Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Syeikh Taufiqurraham Al Mubarakfury.
Mempraktikkan gaya hidup keluarga dengan berlandaskan pada nilai-nilai keteladanan yang diajarkan Rasulullah SAW dalam berbagai kegiatan keluarga. Diantaranya menjenguk orang sakit, rajin bersedekah, membiasakan shalat berjamaah, atau mempelajari Al-Quran.
Pembuktian cinta kita kepada Rasulullah SAW diantaranya adalah mengikuti sunnahnya, mencurahkan perasaan cinta kepada beliau, mengagungkan dan memuliakan Rasulullah SAW serta memperbanyak shalawat Rasulullah SAW
Begitu banyak jasa Rasulullah SAW untuk umat manusia. Telah mengenyahkan kebodohan dari muka bumi ini. Menerangi dunia dengan akhlak mulia. Rasulullah SAW mengorbankan dirinya untuk kemaslahatan umat. Menjelang wafat, justru yang diingat adalah kita. Ummati, ummati, ummati. Rintih beliau di penghujung nafasnya. Rasulullah justru ingat kepada umatnya yang jauh sekali sesudah beliau wafat. Rasulullah SAW telah menunjukkan kecintaan beliau kepada kita. Tugas kita adalah membalas cinta itu..

Post a Comment for "Mengingat Tentang Nabi"