Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Non Scholae, Sed Vitae Discimus Belajar untuk bukan Sekolah, Tapi untuk Kehidupan




Non ScholaeSed Vitae Discimus
Belajar untuk bukan Sekolah, Tapi untuk Kehidupan

Ungkapan di atas cocok sekali dengan kita, bukan? Termasuk dengan saya,  yang notabene lulusan Fisika murni tetapi terjun di dunia kependidikan sebagai guru yang notabenenya besok saya tidak ada kaitannya dengan pendidikan.

Di luar kemungkinan saya yang salah jurusan, dunia mengajar sebetulnya sudah saya geluti ketika saat itu sedang kuliah menjadi tentor di lembaga bimbingan belajar, dan mendirikan lembaga les privat dengan saya sebagai pimpinannya.  

Kemudian ketika lulus wisuda saya diterima sebagai guru di tahun 2011 yang berlanjut sampai sekarang tahun 2018.
Tidak ada niatan untuk merubah berganti profesi menjadi pekerjaan lain, saya sudah nyaman dengan pekerjaan saya jadi guru. Sudah beberapa kali ada lowongan pekerjaan dan rekrutmen PNS,  saya tidak ikut.

Banyak pula orang yang tetap bertahan dengan profesi sebagai guru dengan berbagai alasan kenyamanan,
Pekerjaannya 'agak' santai
Memiliki  liburan yang panjang
Konfliknya relatif sedikit
Minimnya konflik sesama rekan kerja
- - - - - - - - - - - - - - - -
Ditegaskan lagi, mungkin pelajaran yang kita pelajari di sekolah tidak terpakai di kehidupan kita, namun yang kita pelajari di sekolah, bermanfaat untuk kehidupan kita.
Materi kuliah mungkin tidak terasa benar dipakai, namun pengalaman selama kuliah itu berguna dalam kehidupan.

Tentang kegigihan mendaftar, kesabaran menempuh waktu yang tidak sebentar, ribetnya praktikum, pengalaman 'pahit' saat kuliah lapangan, perjuangan yang tidak ringan menghadapi ujian, dan jatuh bangun menyelesaikan kuliah, itu adalah pelajaran-pelajaran tidak langsung yang justru membentuk kita.

Selama kuliah itu pula kita dapat pelajaran dari banyak orang baik itu pimpinan kampus, dosen, asisten dosen, hingga sopir dan lainnya.

Pastilah dalam rentang waktu kita menyelesaikan kuliah mengalami banyak tantangan, hambatan, dan masalah. Itulah yang memberikan pengalaman melalui penyelesaian-penyelesaian yang membuat kita lebih mudah dan kuat ketika menemukan hal yang serupa.

Nilai-nilai yang kita dapat selama belajar itulah yang kembali terpakai dalam kehidupan masyarakat.

Nilai tentang kerjasama, hormat menghormati, menghargai, toleransi,  perjuangan, kerja keras, kesabaran keuletan dan nilai-nilai lain.
Karena itulah tidak ada yang sia-sia dari apa yang kita pelajari.

Dalam pekerjaan, banyak contoh, orang yang bekerja tidak sesuai dengan basic keilmuannya seperti. Sebagai sarjana pertanian bekerja di sebuah bank,  sarjana peternakan fundrising lembaga kemanusiaan, atau sarjana ilmu murni yang bekerja sebagai guru, seperti saya.
Tepat sekali apa yang telah agama serkan bahwa tidak ada hal yang sia-sia dalam kehidupan ini.

Jika pun tidak saat ini maka suatu hal berguna di kesempatan yang lain.

Non ScholaeSed Vitae Discimus. Belajar untuk bukan Sekolah, Tapi untuk Kehidupan.

Budi baik yang kita pelajari di sekolah itu bermanfaat dalam kehidupan kita bermasyarakat. Jadi jangan pernah meremehkan pengalaman.

Post a Comment for " Non Scholae, Sed Vitae Discimus Belajar untuk bukan Sekolah, Tapi untuk Kehidupan"