Berdakwah Bukan Hanya dengan Ceramah
Berdakwah bisa juga melalui tulisan. Demikian yang ditulis oleh Kholid Ma'mun yang tersiar di Kabar Banten (28/1). Tentunya jika tulisan kita berisi kebaikan-kebaikan yang bisa menggerakkan dan memotivasi pembaca untuk melakukan kebaikan pula. Pengajar pondok pesantren (ponpes) Modern Daar El Istiqomah ini mengatakan, dengan menulis kita juga bisa berdakwah kepada ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang, terlebih di era berkembangnya teknologi informasi seperti ini. Kita bisa menggunakan menuliskan ide dan gagasan kita melalui media WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, sampai dengan buku dan kitab. Kemudian, kata beliau, syarat menjadi penulis adalah rajin membaca, fokus pada bidang yang dikuasai, dan semangat serta pantang menyerah.
Sejalan dengan pemikiran beliau, saya meyakini bahwa berdakwah bukan hanya dengan ceramah. Dakwah bisa lewat berbagai sarana lainnya.
Secara terminologis dakwah berarti mengajak atau menyeru manusia kepada kebaikan.
Allah Swt, berdasarkan ayat Al-Quran: "Serulah oleh kalian (umat manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat yang baik, dan berdebatlah dengan mereka secara baik-baik..." (QS. An-Nahl:125). Maka setiap pemikiran, perkataan, dan perbuatan kita baik secara terang-terangan atau tidak bisa dimaknai sebagai dakwah.
Dakwah Lewat Lagu
Ada syair-syair yang justru dianjurkan oleh agama Islam. Yakni syair-syair yang mengingatkan manusia kepada Allah, mendekatkan kepada ajaran agama, memberikan semangat hidup, dan berisikan kebaikan-kebaikan. Ketika saat industri musik kerap diwarnai dengan lagu-lagu yang laghwu atau melenakan dengan syair berisi percintaan, perselingkuhan, dan mengumbar gaya hedonis, maka kehadiran lagu-lagu yang islami sangat dibutuhkan sebagai alternatifnya. Bisa disebut grup nasyid dan penyanyi solo mereka yang berjuang lewat lagu ini. Mereka menghadirkan lagu-lagu yang menyejukkan, teduh, dan bisa menambah keimanan kita. Contohnya adalah grup nasyid SNADA (Neo Shalawat dan Jagalah Hati) yang populer pada tahun 2000-an, grup musik Bimbo (Sajadah Panjang), Haddad Alwi Sulis (Cinta Rasul), Opick (Tombo Ati) dan lainnya.
Di era milenial ini, hadir Nisa Sabyan yang menjadi popoler dengan Deen Assalam yang hampir 200 juta kali diputar di Youtube. Lagu yang menceritakan tentang Agama Islam adalah agama perdamaian, penuh dengan toleransi, dan rasa cinta ini layak menjadi salah satu referensi perjuangan dakwah lewat lagu.
Dakwah Lewat Sepak Bola
Bahkan dakwah bisa dilakukan di lapangan hijau. Salah satu pesepak bola muslim yang terkenal adalah Mohamed Salah. Saat ini bermain sebagai striker klub besar Liverpool, Salah menjadi teladan dalam berdakwah. Penampilannya yang penuh prestasi dengan sendirinya menjadi dakwah itu sendiri. Kalem, disiplin, tidak banyak ulah, dan jauh dari hedonisme seperti pemain bola top kebanyakan menjadikan pemain kelahiran Mesir 1992 itu jadi role model bagi muslim dan semua orang. Salah satu prestasi Mo Salah adalah berhasil mencatat rekor dengan menorehkan lebih dari 50 gol selama bergabung bersama Liverpool. Seringkali, Salah melakukan selebrasi sujud usai mencetak gol. Setidaknya dengan begitu orang jadi tahu bahwa dia seorang muslim. Bagi saya, itu sudah termasuk dakwah. Terutama, dakwah yang terpenting adalah dengan akhlaknya yang baik dan prestasinya. Salah tidak sendiri. Banyak pesepakbola lainnya yang juga turut mengharumkan nama islam berkat prestasi mereka seperti Sadio Mane, Emre Can, Mesut Oziel, Frank Ribery, dan lainnya. Di Indonesia cerita seperti itu pun ada. Bagi kita penikmat sepak bola tentu ingat dengan khas selebrasi sujud yang dilakukan timnas kita. Slebrasi sujud usai mencetak gol mulai populer saat timnas U-19 yang kala itu dilatih oleh Indra Sjafri. Evan Dimas dan kawan-kawan saat itu berhasil mencetak prestasi dengan menjadi juara Piala AFF U-19 2013. Timnas U-19 juga berhasil mengalahkan Korea Selatan. Bahkan lahir kalimat hebat yang keluar dari Evan Dimas bahwa “Semua bisa dikalahkan, kecuali Tuhan”.
Bertarung Untuk Kemuliaan Islam
Nama Khabib Nurmagedov tengah populer setelah mengalahkan Conor McGregor pada Oktober 2018. Penuh emosi karena menjelang laga McGregor banyak menyinggung agama sang Khabib dengan mengiming-imingkan minuman alkohol yang dalam agama sang Khabib merupakan hal yang terlarang. McGregor juga mengeluarkan kata-kata rasis yang membuat Khabib meradang. Beruntung, Khabib berhasil membungkam mulut McGregor dengan meng-KO di atas ring. Begitulah cara dakwah yang dilakukan muslim asal Rusia ini. Tidak perlu banyak bicara omong kosong, namun dibuktikan dengan prestasi yang mengagumkan.
Dakwah Lewat Komik
Salah satu cara kreatif dalam berdakwah adalah melalui komik yang dilakukan oleh VBI Djenggotan. Beberapa komik itu diantaranya 55 Mutiar Akhlak Islam, 5 Pesan Damai, 33 Pesan Nabi, dan 99 Pesan Nabi. Isi komiknya sederhana namun sarat dengan nilai-nilai baik dari ajaran islam. Kisahnya penuh hikmah dan inspirasi. Meskipun lucu, sering membuat kita terharu. Dan merasa baru disadarkan tentang ajaran agama. ajaran agama disampaikan dengan ringan dan tanpa menggurui.
Dakwah Lewat Tulisan
Sesungguhnya dakwah bisa dilakukan dengan tulisan. Banyak penulis yang sudah mendermakan dirinya untuk urusan dakwah ini. Mereka fokus dan konsentrasi menyampaikan kebaikan-kebaikan dengan pena. Sebut saja Habiburrahman El Shirazy, Helvy Tiana Rossa, Asma Nadia, Taufik Ismail, Andrea Hirata, atau Tere Liye. Gol A Gong pemilik Rumah Dunia di Serang Banten juga telah melahirkan ratusan buku yang berisikan perjuangan melawan korupsi, kebodohan, dan kezaliman. Juga banyak lagi para penulis yang melakukan dakwah lewat tulisan melalui surat kabar, blog, sosial media, dan lainnya.
Tantangan Dakwah
“Jalan dakwah tidak ditaburi bunga-bunga harum, tetapi merupakan jalan sukar dan panjang. Sebab antara yang haq dan batil ada pertentangan yang nyata. Dakwah memerlukan kesabaran dan ketekunan memikul beban berat” Syekh Musyafa Masyhur.
Berdakwah pasti ada tantangannya. Bahkan tantangannya itu tidak sedikit. Dakwah lewat tulisan misalnya, tantangannya bisa berupa sepinya pembaca atau peminat tulisan kita. Sesuai dengan kaidah jurnalistik yang berlaku bahwa bad news good news. Berita buruk biasanya ramai pembaca. Satu postingan tentang keburukan biasanya ramai viewersnya daripada satu postingan tulisan tentang kebaikan.
Termasuk dalam hal ini tulisan atau berita hoax yang biasanya menjadi viral karena pastilah ada pro dan kontra dalam menyikapi berita tersebut. Ditambah daya baca masyarakat kita yang masih kurang, berdakwah lewat tulisan memiliki tantangan yang membutuhkan kesabaran.
Seorang da’i atau pendakwah tidak akan tergiur hanya demi mendapatkan banyaknya pembaca.
Seorang da'i memperbaiki kondisi dan situasi, bukan mengeruhkannya. Sebab, banyak orang yang mengaku da'i tetapi pekerjaannya bahkan memperkeruh dan memperburuk Islam, dan mereka mengira perbuatannya itu perbuatan baik.
Sehingga, sangat penting dalam memurnikan niat menulis itu itu sendiri. Jika menulis sudah diniatkan dakwah, maka seseorang itu akan tetap menulis meskipun tulisannya hanya sedikit pembacanya atau bahkan tiak ada sama sekali. Baginya tidak masalah. Karena tidak ada pekerjaan yang sia-sia jika sudah diniatkan dakwah. Pasti ada balasan pahala dari Allah atas pekerjaannya itu.
Post a Comment for "Berdakwah Bukan Hanya dengan Ceramah"
Kata Pengunjung: