3 Kali Jadi Ayah
Bagi seorang lelaki, dia akan benar-benar merasakan menjadi seorang ayah ketika anaknya lahir . Satu anaknya lahir, satu kali pula ia merasa menjadi ayah. Dua kali anaknya lahir, dua kali pula ia menjadi seorang ayah.
Saya memiliki 2 orang anak, tetapi telah 3 kali merasakan sebagai seorang ayah.
Ceritanya pas kemarin itu Jundi pulang main sambil melaporkan bahwa sepedanya rusak. Minta diperbaiki. Katanya, roda sepeda tidak jalan.
Sebetulnya saya was-was ketika mengecek bagian apa yang rusak, karena bisa jadi saya tidak bisa memperbaikinya. Sudah lama tidak bersentuhan dengan dunia perbengkelan.
Berbeda dengan waktu dulu saya masih di kampung yang sering mengoprek bengkel baik itu sepeda atau motor.
Membutuhkan belasan menit untuk ketemu sumber kerusakannya.
Dan ternyata, ban tidak mau muter adalah karena klaharnya pecah.
Namun tidak bisa di hari itu juga diperbaiki. Akhirnya saya menjanjikan besok sorenya akan memperbaiki.
Saya membeli 2 buah klahar, satu kunci pas dan 2 mur. Sepulangnya dari sekolah, saya pun beroperasi. Jundi yang sedari pagi tak sabar menunggu kepulangan saya, jadi asisten montir.
Setelah beberapa saat nya otak-atik, otak sana atik sini, selesai juga mengganti klahar. Alhamdulillah selesai juga.
Untungnya bisa. Hehe...sebab kalau tidak bisa memperbaiki sepeda itu, bisa-bisa Jundi meragukan kemampuan abinya. Itu masih mending. Lebih berbahaya kalau Jundi malu mengakui saya sebagai abinya. "Kamu siapa?" Katanya. Wah. Bisa berabe.
Bagi seorang ayah sebuah kebanggaan dan kebahagiaan ketika seorang anak menjadikan seorang ayah nya sebagai kebanggaan.
Jika bisa, seorang bapak jadi fatherman bagi anak. Supaya anak menjadikan ayah sebagai Hero dan tak perlu mencari di sosok Superman, Spiderman, atau Robin hood sebagai pahlawannya.
Seperti kisah para pahlawan mainstream yang mana mereka datang tepat pada waktunya ketika andrenalin bergejolak jantung berdetak dan dalam kondisi yang gawat maka munculah pahlawan-pahlawan memiliki rumus datang disaat yang tepat atau orang track mind in the right place at the right time.
mungkin seorang ayah hadir pada saat Ayah membutuhkan apalagi jika ayah mampu memenuhi Apa yang diharapkan sang anak
Ustadz Bendri Jaisyurrahman mengatakan
Saat sedih adalah waktu-waktu yang kritis. Pada saat itu seorang anak membutuhkan sandaran jiwa. Dan siapapun yang hadir pada saat itu, dia akan menganggapnya sebagai superhero. Disinilah kejelian para bandar narkoba, predator seksual, dan musuh-musuh pengasuhan dalam memerangkap mangsanya yang kebanyakan mereka masih anak-anak. Menjerumuskan anak-anak pada saat mengalami kondisi ini.
Sedangkan pada saat anak sakit, pada saat itu anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Maka seorang ayah hendaknya hadir sisinya, memeluknya, mengusap kepalanya, menyuapinya makan atau mendoakannya amatlah menyentuh hatinya. Selamat menjadi ayah.
Anak saya yang kedua
Saya memiliki 2 orang anak, tetapi telah 3 kali merasakan sebagai seorang ayah.
Ceritanya pas kemarin itu Jundi pulang main sambil melaporkan bahwa sepedanya rusak. Minta diperbaiki. Katanya, roda sepeda tidak jalan.
Sebetulnya saya was-was ketika mengecek bagian apa yang rusak, karena bisa jadi saya tidak bisa memperbaikinya. Sudah lama tidak bersentuhan dengan dunia perbengkelan.
Berbeda dengan waktu dulu saya masih di kampung yang sering mengoprek bengkel baik itu sepeda atau motor.
Membutuhkan belasan menit untuk ketemu sumber kerusakannya.
Dan ternyata, ban tidak mau muter adalah karena klaharnya pecah.
Namun tidak bisa di hari itu juga diperbaiki. Akhirnya saya menjanjikan besok sorenya akan memperbaiki.
Saya membeli 2 buah klahar, satu kunci pas dan 2 mur. Sepulangnya dari sekolah, saya pun beroperasi. Jundi yang sedari pagi tak sabar menunggu kepulangan saya, jadi asisten montir.
Setelah beberapa saat nya otak-atik, otak sana atik sini, selesai juga mengganti klahar. Alhamdulillah selesai juga.
Untungnya bisa. Hehe...sebab kalau tidak bisa memperbaiki sepeda itu, bisa-bisa Jundi meragukan kemampuan abinya. Itu masih mending. Lebih berbahaya kalau Jundi malu mengakui saya sebagai abinya. "Kamu siapa?" Katanya. Wah. Bisa berabe.
Bagi seorang ayah sebuah kebanggaan dan kebahagiaan ketika seorang anak menjadikan seorang ayah nya sebagai kebanggaan.
Jika bisa, seorang bapak jadi fatherman bagi anak. Supaya anak menjadikan ayah sebagai Hero dan tak perlu mencari di sosok Superman, Spiderman, atau Robin hood sebagai pahlawannya.
Seperti kisah para pahlawan mainstream yang mana mereka datang tepat pada waktunya ketika andrenalin bergejolak jantung berdetak dan dalam kondisi yang gawat maka munculah pahlawan-pahlawan memiliki rumus datang disaat yang tepat atau orang track mind in the right place at the right time.
mungkin seorang ayah hadir pada saat Ayah membutuhkan apalagi jika ayah mampu memenuhi Apa yang diharapkan sang anak
Ustadz Bendri Jaisyurrahman mengatakan
setidaknya ada 2 waktu yang ayah mutlak harus hadir sebagai fatherman yaitu saat anak sedih dan saat anak sakit.
Saat sedih adalah waktu-waktu yang kritis. Pada saat itu seorang anak membutuhkan sandaran jiwa. Dan siapapun yang hadir pada saat itu, dia akan menganggapnya sebagai superhero. Disinilah kejelian para bandar narkoba, predator seksual, dan musuh-musuh pengasuhan dalam memerangkap mangsanya yang kebanyakan mereka masih anak-anak. Menjerumuskan anak-anak pada saat mengalami kondisi ini.
Sedangkan pada saat anak sakit, pada saat itu anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Maka seorang ayah hendaknya hadir sisinya, memeluknya, mengusap kepalanya, menyuapinya makan atau mendoakannya amatlah menyentuh hatinya. Selamat menjadi ayah.
Post a Comment for "3 Kali Jadi Ayah"
Kata Pengunjung: