Kiat Berbicara yang Memesona
Resensi Buku- Banyak orang menginginkan mahir berbicara. Terutama berbicara di depan publik. Ucapannya didengar, disimak, dan berbobot. Semua orang bisa bicara. Tapi bicara yang baik belum tentu bisa.
Berbicara merupakan sebuah kemampuan yang akan semakin mahir kalau kita sering melakukannya. Namun untuk bisa memiliki kemampuan bicara yang baik, perlu untuk mengetahui dasar-dasarnya terlebih dahulu. Buku ini memberikan kiat tentang bagaimana memiliki kemampuan berbicara yang baik.
Salah satunya adalah dengan berkata jujur kepada orang. Maksudnya, bahkan kita perlu jujur dengan ketidakkesiapan atau kegugupan kita. Ini menjadikan mereka bagian dari pengalaman berbicara kita. Dengan berkata jujur kita telah menempatkan mereka dalam posisi kita sehingga mereka bisa memahami kita. Tentu saja kita harus berusaha melakukan apa yang harus kita lakukan untuk mereka.
Pernahkah kita mengalaminya? Ah, mungkin bagi pembicara pemula, pasti mengalami ini. Ya kan? Ternyata, ini wajar. Kata buku ini, dalam mengatasi rasa gugup, ingatlah bahwa orang yang akan kita ajak bicara akan semakin menikmati percakapan jika mereka tahu bahwa kita menikmati juga. Kita tidak perlu merasa rendah diri atau terintimidasi.
Supaya pembicaraan kita berlangsung menyenangkan, buku ini memberikan tips yaitu
hindari pertanyaan ya/tidak,
kemauan mendengarkan,
menjaga bahasa tubuh, memperhatikan kontak mata, dan kaya informasi.
Untuk menjadi pembicara yang baik, kita harus bisa menjadi pendengar yang baik. Jika Anda tidak mendengarkan orang dengan lebih baik, Anda tidak dapat mengharapkan mereka mendengarkan Anda dengan lebih baik juga (hlm 30). Untuk kontak mata, meskipun penting membuat kontak mata, kita tidak harus terus-menerus menatap mata orang saat berbicara.
Kita juga dihadapkan pada berbagai kondisi dan tempatnya mengharuskan kita memiliki kemampuan menyesuaikan berbicara. Dalam berbicara di tempat keramaian seperti pesta, jangan hanya memberikan pendapat Anda sendiri. Anda akan dikenang sebagai pembicara yang baik jika meminta pedapat orang lain di sekitar Anda.
Memulai pembicaraan merupakan kemampuan yang tidak bisa dipandang remeh. Adakalanya karena permulaan yang salah, pembicaraan kita menjadi buntu. Pertanyaan yang baik adalah:yang mempunyai daya tarik bagi setiap orang, dan menembus batas-batas generasi, pendidikan, dan strata sosial. Mengenal sebanyak mungkin tentang orang tersebut di awal-awal percakapan merupakan hal yang penting untuk menaklukkan kebekuan di awal percakapan.
Banyak orang yang ingin menjadi pembicara yang baik. Untuk memperoleh kemampuan ini tidak sedikit yang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk ikut pelatihan berbicara atau konsultasi dengan ahli. Orang yang sukses biasanya pembicara yang sukses.
Kebanyakan, pembicara sukses itu memiliki kunci di antaranya yaitu memandang suatu hal dari sudut pandang yang baru, mempunyai cakrawala luas, antusias/ menunjukkan minat besar pada yang mereka perbuat dalam kehidupan, tidak pernah membicarakan diri mereka sendiri, sangat ingin tahu, menunjukkan empati, mempunyai selera humor, dan punya gaya bicara sendiri.
Humor, di mana saja menyenangkan, dan kadang sangat dibutuhkan. Jika sedang menyampaikan pembicaraan, salah satu aturan pokok adalah jangan terus menerus serius. Ini juga berlaku dalam percakapan. Namun, humor tidak akan berhasil jika dipaksakan. Sesuaikan humor dengan situasinya. Apapun gaya humor Anda, biarkan lelucon Anda masuk ke dalam percakapan dengan wajar (hlm 90).
Setiap orang memiliki gaya bicara yang khas. Carilah gaya bicara yang cocok, dan kembangkan. Untuk itu kita harus jeli dengan diri kita, seperti apa kecenderungan gaya bicara kita.
Terdapat kebiasaan buruk dalam berpidato yang penting untuk kita hilangkan. Caranya, dengarkan saat Anda sendiri berbicara. Perhatikan kata-kata yang keluar dari Anda apakah banyak kata tidak jelas seperti kebanyakan kata 'ee'. Selain itu, pikirkan sebelumnya apa yang hendak kita katakan. Mencari pemantau pidato juga merupakan cara terbaik untuk mengetahui kekuatan dan kekurangan pidato kita.
Tidak ada percakapan yang sulit jika kita tahu seni dalam berbicara.
Buku ini sangat tepat sebagai ‘pelatih’ untuk bisa berbicara yang memesona. Memberikan banyak ilmu tentang kemampuan berbicara dalam berbagai tempat, suasana, dan tema baik itu acara santai, tampil di radio atau TV, panggung politik, bisnis, dan lainnya.
Salah satunya adalah dengan berkata jujur kepada orang. Maksudnya, bahkan kita perlu jujur dengan ketidakkesiapan atau kegugupan kita. Ini menjadikan mereka bagian dari pengalaman berbicara kita. Dengan berkata jujur kita telah menempatkan mereka dalam posisi kita sehingga mereka bisa memahami kita. Tentu saja kita harus berusaha melakukan apa yang harus kita lakukan untuk mereka.
Salah satu tantangan dalam berbicara adalah munculnya rasa gugup.
Pernahkah kita mengalaminya? Ah, mungkin bagi pembicara pemula, pasti mengalami ini. Ya kan? Ternyata, ini wajar. Kata buku ini, dalam mengatasi rasa gugup, ingatlah bahwa orang yang akan kita ajak bicara akan semakin menikmati percakapan jika mereka tahu bahwa kita menikmati juga. Kita tidak perlu merasa rendah diri atau terintimidasi.
Supaya pembicaraan kita berlangsung menyenangkan, buku ini memberikan tips yaitu
hindari pertanyaan ya/tidak,
kemauan mendengarkan,
menjaga bahasa tubuh, memperhatikan kontak mata, dan kaya informasi.
Untuk menjadi pembicara yang baik, kita harus bisa menjadi pendengar yang baik. Jika Anda tidak mendengarkan orang dengan lebih baik, Anda tidak dapat mengharapkan mereka mendengarkan Anda dengan lebih baik juga (hlm 30). Untuk kontak mata, meskipun penting membuat kontak mata, kita tidak harus terus-menerus menatap mata orang saat berbicara.
Kita juga dihadapkan pada berbagai kondisi dan tempatnya mengharuskan kita memiliki kemampuan menyesuaikan berbicara. Dalam berbicara di tempat keramaian seperti pesta, jangan hanya memberikan pendapat Anda sendiri. Anda akan dikenang sebagai pembicara yang baik jika meminta pedapat orang lain di sekitar Anda.
Memulai pembicaraan merupakan kemampuan yang tidak bisa dipandang remeh. Adakalanya karena permulaan yang salah, pembicaraan kita menjadi buntu. Pertanyaan yang baik adalah:yang mempunyai daya tarik bagi setiap orang, dan menembus batas-batas generasi, pendidikan, dan strata sosial. Mengenal sebanyak mungkin tentang orang tersebut di awal-awal percakapan merupakan hal yang penting untuk menaklukkan kebekuan di awal percakapan.
Banyak orang yang ingin menjadi pembicara yang baik. Untuk memperoleh kemampuan ini tidak sedikit yang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk ikut pelatihan berbicara atau konsultasi dengan ahli. Orang yang sukses biasanya pembicara yang sukses.
Kebanyakan, pembicara sukses itu memiliki kunci di antaranya yaitu memandang suatu hal dari sudut pandang yang baru, mempunyai cakrawala luas, antusias/ menunjukkan minat besar pada yang mereka perbuat dalam kehidupan, tidak pernah membicarakan diri mereka sendiri, sangat ingin tahu, menunjukkan empati, mempunyai selera humor, dan punya gaya bicara sendiri.
Humor, di mana saja menyenangkan, dan kadang sangat dibutuhkan. Jika sedang menyampaikan pembicaraan, salah satu aturan pokok adalah jangan terus menerus serius. Ini juga berlaku dalam percakapan. Namun, humor tidak akan berhasil jika dipaksakan. Sesuaikan humor dengan situasinya. Apapun gaya humor Anda, biarkan lelucon Anda masuk ke dalam percakapan dengan wajar (hlm 90).
Setiap orang memiliki gaya bicara yang khas. Carilah gaya bicara yang cocok, dan kembangkan. Untuk itu kita harus jeli dengan diri kita, seperti apa kecenderungan gaya bicara kita.
Terdapat kebiasaan buruk dalam berpidato yang penting untuk kita hilangkan. Caranya, dengarkan saat Anda sendiri berbicara. Perhatikan kata-kata yang keluar dari Anda apakah banyak kata tidak jelas seperti kebanyakan kata 'ee'. Selain itu, pikirkan sebelumnya apa yang hendak kita katakan. Mencari pemantau pidato juga merupakan cara terbaik untuk mengetahui kekuatan dan kekurangan pidato kita.
Tidak ada percakapan yang sulit jika kita tahu seni dalam berbicara.
Buku ini sangat tepat sebagai ‘pelatih’ untuk bisa berbicara yang memesona. Memberikan banyak ilmu tentang kemampuan berbicara dalam berbagai tempat, suasana, dan tema baik itu acara santai, tampil di radio atau TV, panggung politik, bisnis, dan lainnya.
Post a Comment for "Kiat Berbicara yang Memesona"
Kata Pengunjung: