Sunat Kilat Mas Jundi. Hanya Sehari!
Mas Jundi sebelum disunat
Alhamdulillah. Mas Jundi sudah sunat. Dengan proses yang cepat. Pada usia 5 tahun lewat. Usia yang secara budaya Jawa, terlalu cepat untuk sunat.
Biasanya memang begitu. Budaya beberapa daerah beda-beda termasuk dalam hal sunat. Orang Sunda biasanya kecil-kecil sudah sunat. Umur 4 tahun ke bawah ada yang sudah di sunat. Sementara, orang Jawa biasa lebih lama dari itu. Biasanya pas sudah SD. Malah, jaman doeloe ada yang sunat saat SMP.
Terkecuali ada hal tertentu yang darurat semisal kejepit resleting atau kasus lainnya.
Zaman now emang jauh berbeda dengan zaman yang lampau. Banyak hal bisa instan.
Jundi sunat pun dilakukan dengan cara saksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Hari Minggu kemarin dibilangin sama bundanya. Kalau teman-temannya sudah sunat. Begitupun saudaranya. Namun saat itu mas Jundi belum mau sunat. Masih belum berani.
Dulu pernah dia lihat saudaranya disunat. Kelihatan kesakitan. Nangis. Makanya mas Jundi takut sunat.
Di ngobrol itu, mas Jundi dibilang, kalau berani sunat itu hebat, keren, dan akan dikasih kalau minta sesuatu. Mas Jundi minta robot Titan. Kalau jadi sunat, yang entah kapan akan berani.
Kalau ditawari sunat, air mukanya takut. Ngeri. Takut jarum suntik, gunting, dan darah.
Zuhur tiba. Habis pulang dari musola, saya lihat mas Jundi sudah tertidur. Adeknya belum. Asyik maen. Lantas saya menemani. Sambil maen laptop dan lainnya.
Menjelang ashar, sekitar jam 3 mas Jundi bangun. Tanpa ngomong apapun sebelumnya, mas Jundi bilang ke saya,
"Mas Jundi mau sunat..," katanya.
Wah, ada apakah ini? Kok tiba-tiba minta sunat. Padahal Zuhur tadi saja belum berani dan belum mau sunat.
Sejak itu Jundi selalu ngomong mau sunat. Lantas saya menanyakan ke teman-teman informasi tukang sunat. Isteri pun nyari informasi sunat anak di internet.
Sampai Maghrib pun mas Jundi masih ribut dengan sunat. Bakda isya kami jalan-jalan. Mampir di kafe. Di tempat minum itu mas Jundi pun masih bilang mau sunat.
Sambil menyantap hidangan saya mengumpulkan informasi. Setelah cukup, kami pulang. Sampai di rumah, mas Jundi protes. Dikira dari kafe langsung ke dokter. Oalah... Hehe
Lalu kami tanya ke saudara yang kerja di rumah sakit. Merekomendasikan pak Mantri. Dikasih kontaknya.
Paginya, saya telpon mantri. Jadinya sore itu di sunat. Alhamdulillah. Habis benar salat Ashar, mantri datang. Langsung cus....
Namanya mendadak pasti menjadi tanda tanya. Beberapa tetangga, juga saudara heran, kok adem ayem tiada kabar mau sunat eh langsung datang mantri.
Rupanya ada satu pengetahuan yang luput dari kami. Sebaiknya memang sunat tidak mendadak. Kealpaan itu harus dibayar mahal. Jundi kesakitan saat sunat. Meskipun, yang namanya sunat tetap saja sakit.
Selalu kami menguatkan mas Jundi.
"Namanya sunat pasti sakit. Mas Jundi kesakitan nggak papa. Nangis juga nggak papa. Tapi ini kan ibadah. Pasti adal pahala. Abi juga dulu nangis, kok"
"Namanya sunat pasti sakit. Mas Jundi kesakitan nggak papa. Nangis juga nggak papa. Tapi ini kan ibadah. Pasti adal pahala. Abi juga dulu nangis, kok"
Mas Jundi suka sosok Umar bin Khattab. Saking sukanya, saat dibelikan jaket, minta jaket yang ada karakter dan tulisan Umar bin Khattab. Itu pula yang kami pakai untuk menguatkan mas Jundi.
"Mas Jundi seperti Umar bin Khattab kan? Kalau Umar, dia kuat lho Mas. Jadi, mas Jundi harus kuat juga ya"
Lumayan juga sakitnya. Mas Jundi nangis. Ada teriak juga. Namun secara keseluruhan berjalan lancar. Juga cepat. Sore itu hingga Maghrib, lumayan terasa kesakitan.
Untungnya siang tadi tidak tidur. Jadi menjelang Maghrib ngantuk. Lalu tertidur.
Untungnya siang tadi tidak tidur. Jadi menjelang Maghrib ngantuk. Lalu tertidur.
Alhamdulillah, bangun sebakda Maghrib tidak terasa sakit lagi. Sampai malamnya. Sampai tidur lagi. Seingat saya tadi malam tidur jam 11-an malam. Saya menunggui sambil khatam satu buku fiksi.
Jadi, jika ditotal, mas Jundi hanya butuh waktu satu hari untuk sunat. Kilat. Benar-benar cepat. Jika dibandingkan dengan saya dulu yang sunat harus direncanakan berbulan-bulan lamanya. Tentu karena beda acara dan pelaksanaan.
Jika di acara sunat itu mau ngadakan acara seperti nanggap apa, ada kondangan, tentu persiapannya tidak bisa kilat.
Tapi karena ini dilakukan dengan cara sederhana, tak mengundang siapa-siapa, tentu ringkas dalam hal acara dan ringan dalam biaya. Cukup mbayar pak mantri. Secara syariat, saya pun yakin dibolehkan sunat dengan cara kesederhanaan. Justru dalam ibadah, sangat dianjurkan dengan kesederhanaan. Dalam ibadah apapun.
"Permudahlah, dan jangan dipersulit".
Semoga sunat mas Jundi mendapatkan berkah dari Allah, dengan ini menjadi anak yang Soleh. Dan lekas sembuh. Aamiin Allahumma Aamiin.
Post a Comment for "Sunat Kilat Mas Jundi. Hanya Sehari!"
Kata Pengunjung: