Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hikmah Covid-19 yang Mewabah

Virus Covid-19 semakin mewabah. Ratusan negara terkena virus ini. Banyak negara yang memberlakukan lock down atau larangan masuknya orang dari negara lain. Begitu pula, orang dari sebuah negara dilarang keluar. Hal ini untuk mengantisipasi menularnya virus Corona ini.

 Sumber gambar : www.freepik.com

11 Maret 2020, WHO menetapkan Corona sebagai pandemik. Lebih dari 141 negara menginformasikan terserang yang berasal dari Cina itu. Sebanyak 5700 orang meninggal. (Kompas.com, 17 Maret 2020)

Sementara, di Indonesia, data Corona adalah sebagai berikut. 
 

Kompetisi olahraga diliburkan. Berbagai liga ditunda pelaksanaannya. Liga Spanyol, Liga Italia, Liga Inggris, dan lainnya. Sebelumnya, masih ada beberapa liga yang dijalankan tapi tanpa penonton. Sepi stadionnya.

Di Indonesia,  Liga 1 dan Liga 2 pun ditunda. Beberapa kepala daerah sudah mengeluarkan imbauan agar warga tidak banyak beraktivitas di luar rumah. Anak-anak sekolah diliburkan selama 14 hari.

Banten menyusul Jakarta yang lebih dulu membuat kebijakan aktivitas belajar siswa dipindahkan ke rumah. Berbagai kegiatan ditunda atau ditiadakan. Misalnya car free day, iven olahraga, atau hiburan lainnya.

Bagaimana pun juga semua hal ada hikmahnya, meskipun sedikit. Nah, Covid-19 yang mewabah ini selain membawa banyak kerugian, rupanya membawa hikmah pula. Meskipun rasanya hikmah yang ada tak sebanding dengan kerugian yang dibawanya. Mungkin, seharga itu pulalah yang harus dibayar untuk mendapatkan hikmah itu.

#1 Orang Semakin Peduli Kesehatan


 Sumber gambar : www.freepik.com

Virus Corona menular melalui kontak langsung. Penyebaran virus dari orang ke orang dalam jarak dekat. Bisa melalui batuk dan bersin yang menyembur virus tersebut.

Virus Covid-19 bisa tetap berada di udara hingga 10 menit. Fasilitas transportasi umum diyakini sebagai sarana menyebar secara masif sehingga korbannya pun semakin bertambah eksponensial.

Virus ini belum ditemukan vaksin penangkalnya. Amerika dan Cina sedang berlomba. Namun ada berita vaksinnya akan tersedia di rumah sakit 18 bulan kemudian.

Yang bisa dilakukan adalah pencegahan. Ilmuwan banyak mengabarkan bahwa penyebaran virus Corona dapat dicegah dengan selalu menjaga kesehatan.

Usahakan diri kita terjaga tetap bersih. Disarankan untuk sering mencuci tangan dengan sabun antiseptik. Jika bepergian bisa pakai spray antiseptik. Maka ramailah kampanye mencuci tangan.

Ada pula keluarga yang memberlakukan cuci tangan sesudah dari luar. Termasuk mengganti pakaian dan segera mandi.

Bahkan banyak pula yang membuat antiseptik dan desinfektan sendiri. Memanfaatkan bahan-bahan alami yang tersedia di sekitar kita.

Di beberapa sekolah bahkan melakukan praktik membuat antiseptik dan desinfektan secara mandiri. Sebetulnya ini pengamatan di sekolah saya sendiri. Ya, kebijakan pemerintah daerah yang meliburkan sekolah, diisi dengan tugas rumah. Salah satunya adalah membuat desinfektan tadi. Bisa ketebak kan mata pelajaran apa yang ngasih tugas seperti ini? Ya.  Guru Kimia dan biologi yang ngasih tugas seperti itu.

Kita pun dianjurkan memakai masker jika memang harus keluar rumah. Terutama jika menggunakan fasilitas transportasi umum yang dikhawatirkan bisa terjadi penularan. Menggunakan masker setidaknya mengurangi potensi penularan itu.  Itu merupakan ikhtiar menjaga diri dan anggota keluarga dari virus Corona.

#2 Banyak Waktu Untuk Keluarga



Virus Corona menjadi Kejadian luar biasa (KLB). Penyebarannya menjadi masif dalam kerumunan orang. Maka, banyak pemerintah daerah yang membuat kebijakan merumahkan anak sekolah.

Mereka dirumahkan selama dua pekan atau 14 hari. Awalnya, guru masih harus masuk sekolah. Masalah muncul, karena guru juga punya anak. Lha kalau orang tua ke sekolah, bagaimana anak di rumah?

Lantas kebijakan ini diganti. Guru bekerja di rumah. Alhamdulillah. Akhirnya orang tua dan anak bisa sama-sama di rumah. Saat itulah keluarga bisa memaksimalkan waktu yang ada untuk menambah keakraban antaranggota keluarga. Kesempatan banyak waktu luang bisa digunakan untuk membuat sebuah proyek atau kegiatan seperti bersih-bersih rumah, masak bareng, berkebun bareng, atau sekadar ngobrol.

Eits, ingat tujuan di rumahkan, kan? Ya. Agar kita bisa memproteksi diri, mengisolasi diri, menghindar dari kerumunan orang banyak. Bukan malah plesiran, lho. Seperti yang diberitakan banyak media, eh liburan ini dipakai untuk jalan-jalan.

Kawasan puncak macet total. Satpol PP menangkap basah pelajar jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Atau, warga memenuhi lokasi-lokasi wisata. Padahal, libur itu untuk menghindari keramaian. Lha ini dikasih libur malah ke tempat ramai. Sama saja bohong kalau gitu.

#3 Kesadaran Back to Nature


Selain menjaga kesehatan dengan rajin mencuci tangan, kita disarankan untuk menjaga daya tahan tubuh. Penderita Corona bisa sembuh dengan sendirinya. Asal dia diisolais, dirawat dan memiliki daya tahan tubuh yang bagus.
Nah, salah satu anjuran menjaga daya tahan tubuh adalah dengan mengonsumsi rempah-rempah. Selain memberikan kesegaran, minuman rempah-rempah juga meningkatkan daya tahan tubuh. Rempah yang sering digunakan adalah jahe, temulawak, sereh, kunyit atau juga kayu manis.

Kita sedang menghadapi masa-masa rentan. Bahkan kabarnya tanggap darurat diberlakukan hingga akhir Mei. Ada baiknya setiap kita menjaga diri dari kemungkinan terjangkiti virus tersebut. Tidak ada yang tahu kita bisa terkena atau tidak, semoga tidak ya. Namun kesadaran pencegahan tentu lebih baik. Ingat pepatah; mencegah lebih baik dari mengobati.

Tidak dinyana, pencegahannya pun simpel. Kembali ke alam. Seorang penjual jamu yang saya temui tadi, Rabu (18/3/2020) mengaku penjualannya naik drastis. Apakah ada korelasi dengan virus Corona? Wallahu’alam. Yang pasti, dua hari berturut-turut saya mendapati penjual jamu yang telah habis dagangannya. Saya yang mau beli, harus kecele.

2 comments for "Hikmah Covid-19 yang Mewabah"

  1. yang keren itu banyak waktu sm keluarga jadinya. mantap bnget

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas. Alhamdulillah skenarionya Allah ada hikmahnya

      Delete