Penggunaan Teknologi Untuk Pembelajaran Menyenangkan Saat Pandemi
Karena kondisinya mendadak, kita pun cukup direpotkan. Bagaimana kondisi kegiatan pembelajaran saat itu?
Di awal-awal, hampir semua kita kerepotan dengan ritme baru itu. Guru, siswa, dan orangtua kaget dengan belajar dari rumah. orangtua tidak ketinggalan sibuknya. Mulai dari ikut menanyakan kapan belajar, pakai aplikasi apa, jadwalnya mana, sampai pengoperasian aplikasi.
Orangtua yang menjalani work from home (bekerja dari rumah)
dibuat pusing karena membantu anak mengerjakan tugas. Ada guru yang
menugaskan membuat video. Namun, ternyata membuat video, mengedit dan
mengunggahnya bukan perkara gampang. Apalagi tugasnya bukan satu dua.
Tidak sedikit orangtua yang mengerjakan tugasnya.
Akhirnya orangtua uring-uringan membersamai anak di rumah. Pun sebaliknya, anak pun lebih tertekan. Merasa lebih menyenangkan belajar di sekolah.
Belajar di Rumah mulai diberlakukan berdasarkan Surat Edaran
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Nomor 36603/A.A5/OT/2020, tentang
Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Kemendikbud, kebijakan Kerja dari
Rumah berlaku sejak Senin, 16 Maret 2020. Sejak 16 Maret hingga 9 April
2020, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah menerima 213
pengaduan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama kurun waktu tiga pekan.
KPAI mengatakan hampir 70 persen mengeluhkan bahwa tugas yang diberikan guru sangat berat, sedangkan waktu pengerjaannya sangat singkat.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Kemdikbud) mengeluarkan panduan pembelajaran jarak jauh bagi guru di situasi wabah virus Corona dengan cara pembelajaran 5M yaitu memanusiakan hubungan, memahami konsep, membangun keberlanjutan, memilih tantangan, dan memberdayakan konteks. (Sumber : www.kemdikbud.go.id)
Dalam panduan itu juga, disebutkan bahwa pembelajaran harus memberikan pengalaman belajar yang bermakna, menantang, dan sesuai dengan kemampuan serta kebutuhan anak. Di awal, guru perlu melakukan pengumpulan informasi mengenai kesiapan orangtua dalam menghadapi mendampingi siswa. Termasuk mempertimbangkan ketersediaan dan kemampuan akses orangtua terhadap teknologi. Selanjutnya, bangun kesepakatan dengan orang tua terkait cara pengerjaan tugas, jadwal dan durasi belajar.
Pembelajaran juga hendaknya menyediakan alternatif pilihan untuk memfasilitasi siswa yang memiliki minat besar dalam pembelajaran. Guru dapat menyediakan materi pembelajaran di blog, website, situs belajar online, atau kanal Youtube yang dapat diakses secara gratis. Diyakini pembelajaran menggunakan fasilitas teknologi akan terasa lebih mudah menyenangkan.
Di awal belajar dari rumah pula, guru-guru bingung dengan pembelajaran. Banyak nian aplikasi yang hendak dipilih. Maka bertebaranlah pilihan-pilihan itu.
Ada yang pakai aplikasi berbasis video seperti zoom, Webex, Google meeting, hingga upgrade WhatsApp agar bisa melakukan panggilan video.
Ada pula yang membuat video pembelajaran. Lantas mengirimkannya ke siswa. Ada pula guru yang menelpon satu per satu siswa. Luar biasa.
Tidak sedikit pula yang melakukan pembelajaran berbasis website atau blog. Termasuk saya sendiri yang melakukannya. Ya, saya cenderung menggunakan blog dibanding media lainnya.
Dan yang saya pakai adalah blog ini pula yaitu www.supadilah.com. Materi pembelajarannya saya kumpulkan dalam label Bahan Ajar.
Seperti yang dilakukan oleh organisasi Matematika Nusantara yang mengadakan pelatihan online. Pesertanya sampai 1.200-an peserta ini dilatih menggunakan blog sebagai media pembelajarannya.
Di blog itulah guru bisa memberikan materi pembelajaran, melakukan presensi kehadiran, menyematkan video pembelajaran, hingga melaksanakan kuis. Sangat lengkap.
Beberapa keuntungan menggunakan blog sebagai media pembelajaran.
1. Lebih Hemat Kuota
Satu dua hari di awal belajar dari rumah, saya ikuti imbauan sekolah agar menggunakan zoom untuk bisa melihat kehadiran siswa. Saya ikuti. Siswa saya sekitar 35 orang. Yang hadir tepat waktu sekitar 85 persen.
Durasi belajar hingga dua jam lamanya. Karena tidak semua siswa yang hadir bersamaan.
Nah, dengan durasi selama itu, terhitung kuota internet habis sekitar 1,5 - 2 Gigabyte. Kualitasnya pun kadang macet, meskipun tidak signifikan. Masih bisa dimaklumi.
Namun beberapa siswa mengatakan karena koneksi internet di daerahnya yang kurang lancar, terpaksa macet beberapa kali.
Kondisi ini hampir sama dengan pembelajaran di hari kedua, dengan kelas yang berbeda.
Jadi, dalam dua hari saya menghabiskan 3-4 GB paket data. Maka dapat dibayangkan jika saya terus melakukan hingga satu pekan atau satu bulan bahkan dua bulan kemudian.
Jadi, pembelajaran pakai blog atau website lebih hemat kuota internet. Tidak akan bermasalah untuk daerah yang fasilitas internetnya kurang lancar.
2. Waktu Pembelajaran Lebih Fleksibel
Tidak semua siswa yang bisa hadir pada waktu yang ditentukan. Salah satunya kendala ketersediaan jaringan internet. Ada pula siswa yang terpaksa terlambat karena di tempatnya mati lampu atau listrik yang otomatis mempengaruhi jaringan.
Atau, di waktu yang sudah ditentukan, sedang ada kepentingan. Nah, dengan menggunakan website, siswa dapat sewaktu-waktu belajar dengan mengakses website.
3. Dapat Mengulang-ulang Pembelajaran
Tidak dimungkiri, kadang ada pelajaran yang tidak bisa dipahami dengan sekali menyimak. Ada pelajaran yang harus berkali-kali disimak, baru paham. Nah, dengan pakai website, siswa dapat berulang kali mengulang materi pembelajaran. Yah, sampai dia paham. Tentu lebih memudahkan, bukan?
Sumber gambar : www.freepik.com
Kembali ke pelatihan blog tadi, syukurnya guru-gurunya antusias mengikuti pelatihan ini. Mayoritas memang masih pemula. Yah, ada beberapa yang sudah mahir membuat blog bahkan punya domain sendiri.
Apa yang paling banyak ditanyakan pada pelatihan itu?
Ada dua hal. Pertama, mempercantik blog. Kedua, membuat domain blog sendiri.
Atas dua pertanyaan di atas, instruktur menjawab, bahwa untuk pertanyaan pertama, guru harus rajin ngoprek. Ada panduannya yang diberikan instruktur. Jika itu dipraktikkan, pastilah guru punya blog yang cantik sehingga siswa pun tertarik dan betah mengunjungi blog.
Dan yang kedua, guru bisa memiliki blog dengan nama (domain) sendiri dengan membeli domain.
Nah, untungnya, saya sudah punya sendiri blog dengan domain nama sendiri. Hehe.. Pas ditampilkan, ada yang tanya begini,
"Wah, keren nih blog Pak Padil."
"Bgmna caranya punya blog sendiri, Pak?"Lantas, saya jawab, "beli domainnya, Pak."
Apa sih keuntungan punya blog dengan domain sendiri? Tentunya lebih keren karena pakai nama sesuai yang kita inginkan. Bisa nama sendiri, nama institusi atau lembaga, atau nama lainnya yang punya filosofi sendiri.
Selain itu, blog kita akan terlihat profesional. Kalau kita promosi, kita akan lebih percaya diri. Orang akan yakin bahwa blog kita tidak main-main. Kredibilitasnya terpercaya. Orang akan yakin bahwa kita serius dengan blog kita.
Memiliki blog dengan domain sendiri tidak susah lho.
Caranya gimana?
Kita bisa membelinya di Qwords. Sebuah layanan cloud hosting terbaik di Indonesia. Sudah banyak lho yang mempercayakan pada Qwords. Telah lebih dari 45.000 klien. Wah, banyak nian ya?
Tidak lain karena layanannya yang berkualitas dan harga yang bersahabat. Pelanggan sangat puas dengan pelayanannya.
Sudah tak sabar ingin punya website dengan domain sendiri?
Cek ketersediaan domainnya dulu. Bisa dicek dengan menuliskannya di Cek Domain. Pilihannya banyak. Ada .com, my.id., co.id, xyz, dan lainnya.
Setelah itu, pilih pula hostingnya. Banyak pilihan, kok. Tentu disesuaikan dengan kebutuhan juga, kemampuan keuangan. Tenang, di sana banyak Hosting Murah.
Berbagai pilihan Hosting Indonesia dengan pilihan paket hosting murah untuk personal, paket hosting binsis dan tersedia juga pilihan paket hosting unlimited dengan harga yang terjangkau.
Ada berapa layanan di sana seperti Cloud Hosting, Cloud VPS, Server, Domain, dan Email Hosting.
Kalau bingung dengan apa yang harus dilakukan, Qwords dilengkapi dengan halaman knowledge base yang berisi tutorial & tips seputar
pengelolaan website. Dapat diakses dengan mudah dan solutif.
Dengan Layanan 24/7 oleh Tim Technical Support dan Customer Service, Qwords siap membantu Anda selama 24 jam, 7
hari. Anda dapat menghubungi melalui Live chat, Call Center, dan Support Ticket. Nah, gampangkan bahkan untuk pemula? Beli domain dan hosting? Beli saja di Qwords.
Tips Menyenangkan Mengajar dengan Website
Saya bahasakan dengan gambar ya... Inilah yang saya lakukan dalam pembelajaran menggunakan website ala saya, guru matematika.
Di musim pandemi, pembelajaran berbasis website sangat tepat. Sebagaimana yang saya uraikan di atas. Apalagi jika dikelola dan dilengkapi dengan materi pembelajaran interaktif, pastinya membuat siswa menyenangkan dengan belajar dari rumah.
Bahkan, banyak hal lagi yang bisa dilakukan dengan penggunaan teknologi ini. Sekolah, hampir semuanya melibatkan teknologi dalam banyak kegiatannya, tentu saja karena faktor kondisi akibat wabah pandemi pula.
(*)
Saya ingat sekitar 2008-2009 menjadi asisten dosen di IPB, saya kebetulan mengajar di D3 Ekowisata. Sistem pembelajarannya semi-online. Waktu itu saya memberikan bahan materi saya juga melalui link blog saya dulu di Blogspot. Sambutan mahasiswanya welcome sekali karena mereka bisa baca berulang-ulang. Ketimbang saya kasih tutorial praktikum di YouTube kan? Blog lebih hemat kuota sih, bener. Kita tetap bisa kasih link video, foto, dll juga di sini. Tetap semangat Pak Guru.
ReplyDeletesekalian memanfaatkan blog sendiri, ya Mbak. hehe...
Deletebenar, lewat blog bisa menghemat kuota.
Bener banget ini. Pakai blog lebih hemat kuota dan bisa diulang2 daripada pakai zoom kan yaa. Auto usul ke ibu biar bikin blog, kasihan 7jam ngezoom teruss capek punggungnyaa😵
ReplyDeleteWah, 7 jam? Berat sekali itu, Mbak. Kondisi pula yang memaksakan begini ya
DeleteBagus juga dicoba tu pak guru. Kedepannya akan saya usulkan pembelajaran lewat blog kepada kwan2.
ReplyDeleteIya, Mbak. Lebih hemat kuota dan bisa diulang-ulang pembelajarannya.
DeleteSaya masih berusaha memulai kembali mengajar dengan menggunakan Blog sebagai salah satu media penunjang selama siswa belajar dari rumah dengan metode daring. Tetapi karena keterbatasan kemampuan saya dalam mengelola Blog saya sendiri, saya nerasa belum puas pak, mohon bimbingannya.
ReplyDeleteSaya percaya Bapak bisa. Hehe.. Pada dasarnya sama seperti yutub, hanya ini medianya tulisan/blog.
DeleteNoted, panduan PJJ dari Kemdikbud ya, memanusiakan hubungan, memahami konsep, membangun keberlanjutan, memilih tantangan, dan memberdayakan konteks. Ini kami masih sibuk koreksi UAS daring, Dikti belum masuk TA baru.
ReplyDeleteWah, masih ngoreksi-ngoreksy ya Bu? semoga lekas selesai. Aamiin
DeleteDi musim ini, para guru memang semakin kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Termasuk suamiku juga akhirnya melakukan kontrol dengan video call 1 by 1 juga melalui youtube dan blog. Luar biasa para guru ...
ReplyDeletewwwah, luar biasa video call satu per satu. Salut deh
DeleteHikmah dari pandemi, bikin pembelajaran daring semakin inovatif. Setuju, lebih suka dengan pembelajaran menggunakan website. Jadi murid juga bisa membaca dengan mudah kapanpun, dimanapun dan hemat kuota.
ReplyDeleteIya, mbak. Jadi lebih hemat kuota tanpa mengurasi makna pembelajaran.
DeleteWah..samaan kita dibawah qwords ya pa guru.. udah berapa lama di qwords pak.. berniat ganti atau masih setia di qwords...?
ReplyDeletemasih baru, Bang. hehe..
DeleteTantangan buat para pengajar, harus update teknklogi. Semoga pendidikan makin jaya hehe
ReplyDeleteIya, Bang. Mau tidak mau harus akrab dengan teknologi.
DeleteAamiin. Semoga pendidikan makin maju
Meski dirumah aja namun harus tetep kreatif dan inovatif.. Khususnya guru yg sedang bertugas memberi pelajaran kepada muridnya melalui jalur daring..
ReplyDeleteYa, model pembelajaran dg blog sangat hemat dibanding model webinar semacam zoom dan sejenisnya. Model blog hemat kuota dan bisa diulang-ulang. Ide bagus mas. .
ReplyDeleteTeknologi memang akan sangat memudahkan kita
ReplyDelete