Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Artikel Ini yang Membuat Saya Diganjar Hadiah Laptop

 Pada beberapa waktu lalu ada lomba blog Guraru Writing Competition 2020 yang diadakan oleh guraru atau guru era baru dan Acer. Saya mendapat informasi dari facebook. Kemudian saya ikuti lomba menulis itu. Tulisannya diposting di platform guraru.org.


 

Alhamdulillah, setelah beberapa lamanya dikurasi oleh panitia, satu artikel saya berhasil mendapatkan grand prize berupa laptop Acer. Saya bersyukur sekali sebab isteri saya sedang minta laptop karena laptopnya sering lola. Jadi nggak support untuk ngerjakan tugas kampus. 

Saya pun butuh laptop sebenarnya. Karena laptop yang lama juga sudah uzur. Kalau ada amunisi lebih sehat dan segar tentu akan lancar jaya ngerjakan berbagai proyek terutama menulis.

Nah, ini dia artikel tersebut. 

Urgensi Penggunaan Video Pembelajaran Untuk Belajar Dari Rumah Yang Menyenangkan. Inilah Pengalamanku!

Pembelajaran BDR atau Belajar Dari Rumah akibat pandemi Covid-19 menghadirkan berbagai tantangan bagi guru untuk meningkatkan pembelajaran. Tidak hanya konten pembelajaran tetapi juga media pembelajaran.

Salah satu strategi pembelajaran yang saya lakukan adalah dengan membuat video pembelajaran. Nah, inilah salah satu hikmah dari BDR. Bahwa guru harus meningkatkan kemampuannya. Inilah yang saya alami. Jika saat pembelajaran tatap muka sebelum pandemi saya gagap membuat video pembelajaran, maka saat BDR harus bisa membuat video pembelajaran.

Tapi saya yakin, bahwa dalam banyak hal, mulanya kita memang dipaksa. Lalu menjadi terpaksa, bisa, terbiasa, dan luar biasa.

Ketimbang memakai video pembelajaran yang sudah ada, saya merasa guru harus bisa membuat membuat vide pembelajaran sendiri. Agar guru bisa memilah materi yang pas, durasi yang tepat, dan terpenting adalah agar kemampuan guru semakin berkembang dan meningkat.

Tentu tidak mudah membuatnya. Namun, sebagai guru harus mau belajar tentang banyak hal. Termasuk membuat video pembelajaran ini. Untungnya banyak digelar berbagai pelatihan pembuatan video pembelajaran. Tidak harus berbayar lho, banyak pelatihan yang gratis.

Yang terpenting adalah kemauan belajar meng-upgrade diri. Jadi pelatihan ini sifatnya pemantik. Guru harus bisa mengembangkan kemampuan diri. Kuncinya adalah banyak latihan. Practice make perfect. Latihan membuat sempurna. Maka, kunci sukses membuat video pembelajaran adalah latihan, latihan, dan latihan.

Otak saya terus berputar bagaimana cara membuat video pembelajaran? Apa konten video pembelajaran yang akan saya buat? Alat apa yang saya butuhkan? Software apa yang mudah dan gampang tapi cukup lengkap untuk membuat video pembelajaran? Apa tahap-tahap membuat video pembelajaran?

Awal-awal membuat video pembelajaran memang terasa sulit, bingung, dan sangat lama prosesnya. Satu video pembelajaran bisa memakan waktu 3 – 4 hari. Itu pun masih banyak kesalahan di sana-sini.

Saya menemui beberapa masalah, mengalami beberapa kali eror. Namun saya tidak patah semangat. Bertanya kepada teman. Minta diajari. Memanfaatkan berbagai tutorial di Youtube. Bertanya kepada teman di Facebook.

Untungnya saya pernah ikut pelatihan menjadi Edukonten Creator yang diadakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Saat itu belum diberlakukan PSBB. Jadi saya bisa ikut langsung pelatihan di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta.

Saya yang merupakan guru di Rangkasbitung, Banten harus melakukan perjalanan sekitar 4 jam dalam pelatihan ini. Dengan menggunakan Commuter Line jurusan Rangkasbitung-Tanah Abang, berangkat sekira pukul 05.00 WIB agar tidak terlambat karena pelatihan dimulai pukul 08.00 WIB. Pulangnya pukul 17.00 WIB.

Saya memang haus ilmu. Di sana saya mendapat ilmu tentang penggunaan teknologi dan informasi untuk membuat pendidikan menjadi semakin menyenangkan. Salah satunya adalah membuat video pembelajaran. Termasuk saat ada pelatihan yang diadakan oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Banten saya juga ikut. Meskipun saat itu dilakukan lewat daring karena sudah diberlakukan PSBB.

Sebuah Pengorbanan

Salah satu kendala yang saya temui adalah perangkat kurang mumpuni. Oh iya, dalam membuat video pembelajaran saya menggunakan software Kinemaster, sebuah aplikasi edit video dengan smartphone. Rupanya handphone saya kurang mumpuni. Belum terlalu smart. Sering nge-hang. Sempat terpikir mau ganti handphone. Namun untuk handphone yang mumpuni tentu harganya cukup mahal. Sampai berhari-hari saya menimbang-nimbang dan memikir-mikirkannya. Sebab harganya setara dengan gaji saya per bulan. Saya juga sempat berdiskusi dengan isteri dan teman. Sampai kemudian rekomendasinya: “Kalau itu kebutuhan, rasanya tidak salah untuk dipenuhi. Kalau itu untuk melancarkan pekerjaan, maka beli.”

Akhirnya keputusan saya bulat untuk ganti handphone. Dengan harga hampir setara dengan gaji bulanan. Bagi saya sebenarnya berat. Tapi inilah perjuangan. Inilah pengorbanan. Semoga sebanding dengan hasil yang didapat. Dan benar saja, satu masalah teratasi. Saya makin lancar mengambil video pembelajaran dan mengeditnya. Tidak lagi eror-eror.

Dan ungkapan hasil tidak menghianati proses memang ada benarnya. Semakin lama semakin bisa dan mahir. Malahan saya bisa berbagi kepada rekan guru lainnya dalam membuat video pembelajaran. Benarlah bahwa kondisi sulit bisa membuka potensi dan membuat prestasi.

Ada 4 langkah dalam membuat video pembelajaran.

  1. Menulis story line
  2. Melakukan Proses Rekaman
  3. Mencari dan mengumpulkan Ilustrasi (Gambar, Aset, Animasi, dll)
  4. Proses Editing
  5. Evaluasi

Penjelasannya adalah sebagai berikut.

  1. Menulis story Line. Story line berisi pembagian isi materi pembelajaran dengan gerakan tubuh/sikap kita. menentukan kapan kita ngomong apa dengan video yang ditampilkan. Termasuk menentukan urutan materi apa yang akan ditampilkan. Story Line ini mirip kerangka karangan kalau dalam bahasa Indonesia. kebanyakan orang biasanya melewatkan langkah ini. Padahal, langkah ini sangat penting lho agar skenario video pembelajaran kita lebih rapi. Saya membua story line dengan menggunakan laptop ACER Aspire 2930 yang cukup legendaris karena laptop itu ada sejak saya kulia dulu.
  2. Melakukan proses rekaman. Beruntungnya, di sekolah saya tersedia studio teman merekam. Meskipun masih sederhana. Tapi cukuplah untuk membuat video pembelajaran. Dalam studio itu ada layar green screen, dan tripod.
  3. Mencari aset. Saya menggunakan laptop ACER tadi untuk browsing gambar, ilustrasi, data-data, hingga materi pembelajaran yang akan saya sampaikan. Menurut saya penting sekali ada gambar dan ilustrasi agar membuat tampilan semakin eye cathing atau enak dipandang.
  4. Proses Editing. Dalam membuat video pembelajaran, hasilnya tidak langsung bagus. Ada bagian-bagian yang salah dan harus dihapus. Untuk editing video saya menggunakan aplikasi Kinemaster. Bisa dilakukan lewat handphone.
  5. Evaluasi. Nah, langkah ini juga sering dilewatkan. Padahal ini penting lho. Setelah video jadi, ada baiknya lakukan evaluasi. Evaluasi jangan kita sendiri yang melakukannya. Sebab bisa subyektif. Kurang teliti kalau kita sendiri yang mengevaluasinya. Tapi mintalah bantuan orang lain. Beruntung ada istri yang mendukung dan menemani. Selain men-suport dengan membuatkan teh hangat ciee… istri bertindak sebagai editor yang memberikan koreksi-koreksi pada video pembelajaran.

Menurut saya ada 2 jenis video pembelajaran.

  1. Canggih/Rumit

Saya golongkan video pembelajaran dalam kategori canggih kalau sudah mirip video pembelajaran platform belajar online. Biasanya sudah pakai berbagai efek seperti green screen, memasukkan ilustrasi, video, dan efek lainnya. Biasanya memakan waktu yang cukup lama. Bisa 1-2 hari. Apalagi kalau dikerjakan sendiri. Tapi kalau dibantu oranglain atau memakai jasa edit video lebih mudah dan cepat. Memang lama, tapi kualitasnya sebanding dengan proses yang dilakukan.

2. Menengah/Sederhana

a. Guru menerangkan materi pembelajaran di whiteboard atau kertas, kemudian di rekam. Lalu sedikit edit sana sini, kemudian rekamannya kemudian di-share ke siswa.

b. Guru membuat video pembelajaran dengan rekam layar di laptop. Bisa dengan menggunakan PowerPoint yang kemudian di-share ke siswa.

Yang penting adalah kemauan guru untuk terus belajar, berkembang, dan meningkatkan diri.

Guru Supadilah

Apakah berarti tidak ada kendala lagi yang saya temui? Ternyata masih ada. Rupanya saya masih grogi kalau berada di depan kamera. Padahal tidak ada yang melihat. Anehnya saya tetap kikuk. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Saya belajar bicara dari video pembelajaran milik orang lebi bagus. Banyak tersedia di laman Youtube. Selain itu, kuncinya adalah JAM TERBANG. Kalau semakin sering membuat video pembelajaran, kita akan semakin terbiasa.

Dibanding hanya memberikan link atau tautan, membuat video pembelajaran memang lebih membutuhkan tenaga, waktu, dan pikiran yang ekstra. Susah sih susah. Capek sih capek. Tapi ketika mengingat pentingnya membuat video pembelajaran ini untuk siswa maka mau tidak mau terus membuat video pembelajaran.

Keunggulan Penggunaan Video Pembelajaran

Belajar menggunakan video pembelajaran sangat banyak keunggulannya.

Pertama, penyampaian materi dapat diulang sebanyak mungkin dengan kondisi yang selalu sama atau keadaan tidak berubah. Hal ini sangat membantu bagi siswa yang kurang mengerti dengan materi dan perlu pengulangan, maka materi pembelajaran itu bisa diulang sebanyak mungkin dengan cara penyampaian, isi penyampaian dan kondisi penyampai yang masih sama.

 

Kalau tatap muka, saat guru diminta menerangkan lagi, pasti tidak akan sama 100%. Ada bagian yang berbeda. Juga psikologis guru yang bisa berbeda. Satu dua kali siswa bertanya pada masalah yang sama mungkin guru masih akan sabar. Tapi kalau sudah berkali-kali bertanya, tidak jamin guru bisa menghadapinya dengan sabar.

Kedua, Pemilihan atau penentuan materi sangat selektif. Guru sangat memilih kata-kata, kalimat, atau penyampaian yang efektif dan efisien. Membuang yang tidak perlu. Meskipun, tetap harus ada juga unsur keceriaannya.

Ketiga, guru pasti menampilkan performa yang maksimal saat membuat video pembelajaran. Tentu guru tak ingin penampilannya biasa saja. Guru sangat menjaga penampilannya agar tampil maksimal. Mungkin berbeda dengan tatap muka yang kadang guru berpenampilan apa adanya.

Keempat, audio visual membuat materi pembelajaran menjadi lebih menarik. Tampilan gambar, ilustrasi, video sangat disukai oleh siswa.

Satu per satu video pembelajaran selesai saya buat. Dari yang lumayan susah sampai yang sederhana. Saya mengajar Fisika Kelas XI dan Matematika  Kelas X. Mengajar mata pelajaran itu punya tantangan yang cukup berat. Lha wong tatap muka saja tidak mudah. Apalagi dengan daring. Maka, saya harus  terus berpikir ekstra. Menghadirkan pembelajaran yang bisa dipahami siswa.

Goals-nya bukan sekadar menambah viewer atau subscribe di Youtube tetapi agar siswa bisa lebih mengerti dengan materi pembelajaran. Saya pun akhirnya mahir dengan menggunakan fitur-fitur editing video pembelajaran dengan Kinemaster seperti memasukkan video, potong/sisip video, sisip gambar, sisip kata, transisi, efek teks, animasi, layer, ekspor, dan mencoba berbagai trik dalam fitur aplikasi Kinemaster.

Beberapa dokumentasi video pembelajaran yang sudah diupload di Youtube

Hingga saat ini ada 20-an video yang saya buat baik kategori sulit maupun sederhana. Materinya saya upload di kanal Youtube. Dengan begitu siswa dapat belajar atau menyimak kapan saja. Namun, pembelajaran tidak hanya menggunakan video pembelajaran saja. Video pembelajaran merupakan konten dari kegiatan inti pembelajaran. Maka, saya tetap menggunakan aplikasi lainnya seperti WhatsApp, Google Classrom, Website/Blog atau Google Form.

Sebab tidak semua siswa yang bisa mempunyai kuota internet yang banyak. Ada beberapa siswa yang daerahnya sulit jaringan internet. Nah, guru juga harus bisa menyesuaikan dengan siswa seperti ini. Membuat video pembelajaran merupakan bukti guru berusaha memberikan terbaik dalam pembelajarannya. Sebagai guru kita harus maksimal dan sepenuh hati untuk siswa. Seperti kata Ki Hadjar Dewantara:

Jangan Setengah Hati Menjadi Guru. Karena anak didik kita telah membuka sepenuh hatinya.

Ki Hadjar Dewantara.

#WritingCompetition

#NewNormalTeachingExperience

Supadilah. Seorang guru di Lebak, Banten. Menyukai literasi dan berburu ilmu. Mohon doa agar bisa menjadi guru yang terlatih.

 

Post a Comment for "Artikel Ini yang Membuat Saya Diganjar Hadiah Laptop"