Tips Memilihkan Sepeda Buat Anak
Foto : dokumen pribadi
Saat ini memang sedang demam sepeda. Di mana-mana orang ramai bersepeda. Bukan hanya jadi sebuah olahraga tapi sebagai sebuah tren. Bukan hanya anak-anak tetapi juga orang dewasa.
Ya, sepeda merupakan mainan yang sangat disukai anak-anak. Bahkan sebelum terjadi demam sepeda seperti akhir-akhir ini, anak-anak memang identik dengan sepeda.
Lihat saja waktu mereka sudah ingin menjajal sepeda meskipun kakinya belum sampai menyentuh tanah. diawali dari melihat teman-temannya yang sudah bisa. Kok kelihatan asyik dan seru gitu ya. Akhirnya anak minta dibelikan sepeda.
Awalnya masih pakai roda empat, dua sebagai penyangga supaya tidak jatuh. Lama-kelamaan mereka bisa sendiri, roda dua pun dibuang.
Seperti itu juga anak saya. Sekarang sudah lewat fase sepeda roda empat. Sepeda waktu kecil udah nggak mumpuni. Susah make nya. Dengkulnya sering nabrak stang. Sudah kekecilan.
Dia minta sepeda lagi yang sebetulnya ukurannya tidak beda jauh dengan sepeda yang lama. Cuma beda dikit gitu.
Pengennya sih membelikan sepeda yang awet dipakai nya karena anak nanti kan bisa bertumbuh besar. Biar nggak cepat ganti sepeda yang lebih besar lagi.
Tapi kalau terlalu besar juga kasihan kalau kakinya nggak nyampai.
Setelah lama ditimbang-timbang akhirnya dibelilah sepeda. Agak kegedean. Dan agak belum sampai kakinya. Sampai beberapa minggu bahkan hingga sekarang juga belum sampai.
Awal mengajarinya susah anak saya. Masih kurang berani kurang berani pakai sepeda yang agak besar.
Padahal saya udah aja gimana caranya tetap bisa sepeda walaupun kakinya belum sampai. Mulai dar naik di pot bunga, pakai kursi, atau tempat duduk di depan rumah. Tetep aja susah. Juga beberapa kali jatuh yang membuat dia trauma sementara. Nggak mau pakai sepeda.
Tapi karena melihat temannya yang asyik mondar mandir pakai sepeda akhirnya dia coba kembali. Entah sudah berapa kali jatuh. Akhirnya dia mahir sekarang. Udah bisa naik sepeda dengan cara miring dari kiri atau kanan.
Apa sih yang menjadi pertimbangan orang tua membelikan sepeda? Begini pengalaman saya.
1. Kalau untuk sekedar main-main bukan profesional nggak harus yang harga mahal atau yang lengkap punya gigi. Juga nggak perlu sepeda sport yang pakai gigi atau cakram.
2. Kalau tempat main sepeda cuma di sekitar komplek ya pilihlah sepeda yang nggak harus lengkap juga. Nggak perlu pilih sepeda lipat kalau memang jarang atau nggak pernah pakai kereta.
3. Pilih rem torpedo. Dalam hal pengereman sepertinya anak-anak akan lebih awet pakai sepeda jenis torpedo.
Anak-anak sering banget ngebut lalu rem mendadak supaya ngepot. Kalau rem biasa sering cepat aus atau cepat rusak.
4. Kalau beli sepeda sekalian aja yang kualitas bagus supaya nggak cepet ganti sepedanya karena rusak. Tentu disesuaikan dengan budget yang ada.
Saya punya pengalaman beli sepeda yang biasa aja (harga standar) dulu sambil nunggu anak gede. Rupanya belum sampai gede sepeda itu sudah rusak dulu. Akhirnya kayak terkesan mubazir. Pas beli yang kedua, sekalian yang bagus. Alhamdulillah awet sampai beberapa tahun. Aamiin.
Ekspresi dapat sepeda baru
Nah, begitu pengalaman saya memilihkan dan membelikan sepeda buat anak. Semoga bermanfaat. Dua kali dua sama dengan empat. Semoga Anda suka dengan tulisan yang saya buat.
terimakasih tips nya mom, bermanfaat banget buat adekku yang lagi hobi naik sepeda
ReplyDelete