Pesawat Kertas Tanda Sayang
Halo para pembaca, bagaimana kabar Anda? Mudah-mudahan sehat ya. Mudah-mudahan tetap semangat melaksanakan aktivitas di pagi hari ini. Apapun aktivitas kita mudah-mudahan kita bisa menjalaninya dengan bahagia. Meskipun kadang ada banyak hal yang bisa mengganggu.
Pagi ini saya masih melakukan pembelajaran jarak jauh secara daring. Saat sedang bersiap mengajar, anak saya mengganggu. Si bungsu minta dibikinkan pesawat. Padahal waktunya sudah mendesak loh.
Sebentar lagi mulai pembelajaran. Saya sedang membuat video pembelajaran menjelaskan tentang vektor posisi. Rencana saya rekam dan nanti akan dikirim ke siswa. Saya menuliskannya di atas kertas. Eh rupanya kertas itu diminta oleh anak untuk minta dibuatkan pesawat.
Padahal kertas ini kan mau dibikin coret-coretan untuk menjelaskan materi eh malah diminta anak. Tapi akhirnya saya buatkan juga pesawat itu daripada si anak terus rewel dan mengganggu saya.
Meskipun untuk itu saya harus mengalihkan perhatian dari depan laptop untuk mencari kertas rijek supaya tidak terlalu boros.
Untung masih ada kertas rijek di meja belajar. Mudah-mudahan ini merupakan pertanda cinta dan sayang sama kepada anak. Meskipun dalam hati sempat juga jengkel, hehe...Nggak tahu apa orang tuanya sedang buru-buru. Tapi gimana lagi kalau tidak dipenuhi permintaannya justru malah akan lama bahkan bisa mengganggu mengajar kegiatan.
Seringkali kita dihadapkan pada kondisi dilema antara keperluan yang mendesak dengan keperluan keluarga. Di sini perlu keterampilan kita dalam memanajemen pilihan sehingga berbagai keperluan itu dapat diselesaikan dengan baik dan tidak ada yang dirugikan.
Dalam kasus saya memang masalahnya masih sederhana tapi bukan tidak mungkin ini juga berlaku ketika kita dihadapkan dengan masalah yang lebih besar lagi. Selamat menjadi pribadi yang penuh cinta.
8 Februari 2021, tulisan keempat.
#thepowerofkepepet
#pikir15menit
#nulis15menit
#kasihsayang
#feb8AISEIWritingChallenge
Wah, benar-benar menjadi guru dan orangtua penuh kasih sayang, pak, :)
ReplyDeleteAamiin. Masih berusaha, Bu. Hehe..
Deletesaya pernah mengaaminya sewaktu mereka masih anak-anak, sekarang sdh pada kuliah hahaha, malah gak diajak main sama ayahnya hahaha.
ReplyDeleteHehe..malah jadi pengen diganggu ya Omjay... keren nih
DeleteMenarik tulisannya, benar2 penuh rasa sayang
ReplyDeletemakasih banyak Bu. Aamiin
DeleteSayang kitaharus terbagi... Sayang anak dan juga sayang tugas... Nanti pada saatnya kita akan merasa kangen dengan semua tingkah polah anak-anak kita. Dinikmati ya pak..hehe
ReplyDeleteBener Bu. Dan kita yakin, meskipun dibagi, tak akan berkurang ya Bu. Hehe
DeleteKeteldanan yang patut di gugu dan ditiru..sukses slalu pak..
ReplyDeleteTerima kasih banyak Pak
DeleteKenangan yg tak terlupakan
ReplyDeleteBenar, Bu
DeleteSayang anak -anak
ReplyDeleteHehe..iya Bu
DeleteSeorang ayah yang sayang pada anaknya...mantap...
ReplyDeleteiyess pak, keren
ReplyDelete