Hari Ke-4 Isolasi Mandiri
Pagi-pagi sekali saya terbangun dengan suara batuk istri. Suara batuknya kecil tapi beruntun. Lalu saya bangun dan mengambilkan minum. Sekitar pukul 4 pagi. Lalu saya manfaatkan untuk tahajud saja. Sampai shalat subuh dilanjutkan baca Al Quran.
Setelah subuh istri saya duduk di ruang depan. Sampai suasana terang. Pagi-pagi datang mbak Asih mengantar makanan. Ada sop, sambal, dan kerupuk. Mbak Asih rutin mengantar makanan. Masih sambil ke kantor. Tenaga kesehatan memang tak libur bahkan saat PKMM. Justru semakin sibuk saja.
Saya hitung, hari ini adalah hari keempat kami melakukan isolasi mandiri. Agak siangan dikit, ada temen istri yang mengirimkan jajanan lewat kurir. Alhamdulillah. Terima kasih. Semoga dibalas oleh Allah.
Ibu menelpon istri. Bertanya kabar dan memberikan nasihat.
"Apapun yang ada di kita merupakan titipan Allah. Allah bisa saja kapan saja mengambilnya."
Berbagai nasihat disampaikan ibu. Tujuannya menghibur kami agar terbayang hal yang baik-baik saja. Seperti yang dikatakan banyak orang, saat terkena Covid-19, pikiran harus dijaga.
"Saya dulu juga banyak nonton film," bunyi pesan WhatsApp dari Pak Lilo. Sahabat guru di sekolah.
"Iya, Pak. Saya juga banyak makan. Makanan apa saja masuk," jawab saya. Hehe..
Tangan Tuhan
Tuhan telah menggerakkan Tangan-Nya membantu hamba-Nya. Pertolongannya dari tiga hal yaitu teman, saudara, dan tetangga yang silih berganti mengirimkan makanan.
Ada yang berkirim bakso, martabak, telur, dan nasi berikut lauk pauknya. Ada juga yang berkirim buah apel dan jeruk. Di rumah sampai banyak benar makanan.
Saya makin sehat karena makin banyak yang dimakan. Alhamdulillah... Penciuman pun berangsur datang. Empat hal yang menjadi rutinitas saya selama isoman yaitu mengaji, berjemur, nonton, dan minum obat. Hehe...
Nasib baik lagi, usaha saya tetap lancar. Ada saja yang beli britishpropolis. Ya, usaha saya adalah menjual British Propolis. Usaha yang saya geluti sejak tahun lalu. Alhamdulillah tetap jalan hingga sekarang.
Sayangnya, masih ada hal yang membuat saya sedih. Batuk istri cukup berat. Kalau sedang kumat, bisa berlangsung lama. Saya tak tega sebetulnya. Tapi saya berusaha tegar. Menampakkan wajah santai dan kuat. Padahal, dalam hati terus terlantun doa.
Pembaca, doakan agar kami lekas sembuh, ya... terima kasih banyak...
Sudah Vaksin
Oh iya, saya mengingatkan bahwa, setelah vaksin, kita belum tentu bebas dari virus, lho. Seperti halnya yang saya alami ini. Saya itu sudah vaksin. Lengkap. 2 kali vaksin. Sudah dapat sertifikatnya pula. Tapi masih kena juga. Tentu ini takdir Tuhan yang mengizinkan Korona datang ke tubuh saya.
Istri saya belum vaksin. Beliau dosen. Belum ada jatah vaksi buat dosen. Sebenarnya waktu itu ada vaksi massal dari di polres bertepatan dengan HUT Bhayangkara. Tapi keburu kena. Di luar itu semua, tentu sudah takdir Allah atas ujian ini. Sekali lagi, mohon doa dari pembaca agar kami lekas sembuh. Mari kita doakan juga saudara dan teman-teman kita yang saat ini kena korona agar segera sembuh. Semoga korona segera musnah dari bumi. Aamiin.
Ingat 5 Hal
Dalam sakit ini ada hikmah yang bisa saya ambil. Hasil dari merenung tentang kondisi sakit yang berlangsung beberapa hari ini.
1. Kesehatan itu nikmat yang besar. Kelihatannya kecil tapi sesungguhnya besar. Misalnya masalah penciuman. Hilang penciuman saja kalang kabut. Itu yang saya rasakan. Apatah lagi hilang rasa mengecap makanan, hilang kesehatan, dan lainnya. Padahal, saat sehat, sering kali nikmat itu dilupakan.
2. Manusia itu lemah. Allah Maha Kuasa. Hanya dengan makhluk kecil-Nya saja manusia sudah tidak berdaya. Manusia yang sering mengaku kuat tetapi tidak punya kuasa menghadapi makhluk sekecil virus. Bukan hanya tataran individu tetapi tataran negara juga. Negara mana pun dibuat tidak berdaya menghadapi pandemi.
3. Isoman memberikan banyak waktu untuk mendekat kepada Allah. Bisa jadi saat sehat terlalu banyak waktu terbuang. Sementara, waktu untuk beribadah sangat kurang. Kalau dengan isoman membuat kita dekat pada Allah, rasanya isoman ini perlu disyukuri.
4. Sehebat-hebatnya teknologi manusia tidak bisa mengalahkan takdir. Sehebat-hebatnya manusia menghindari dari sesuatu, kalau memang takdirnya mendapatkan ujian, akan kena pula. Selama ini saya jarang keluar rumah. Sedikit sekali mobilitas. Biasanya olahraga juga selama pandemi ini jarang sekali. Bahkan futsal nggak lagi.
Selama ini juga menjaga protokol kesehatan. Ke mana-mana pakai masker. Akhirnya kena juga.
Saya ingat dulu di awal-awal pandemi, saya harus bolak balik ke Jakarta. Menyelesaikan kuliah. Pakai kereta api. Alhamdulillah nggak kena. Eh saat di rumah saja, mobilitas yang tidak terlalu jauh, malah kena.
5. Hebatnya gotong royong dari teman. Banyaknya antaran ke rumah, menandakan kepedulian teman-teman. Saya di hari pertama saja masak. Hari kedua sampai empat nggak masak. Bahkan makanan berlebih. Buah-buahan banyak. Tapi ya itu tadi. Meskipun banyak, nggak kerasa enak.
Ibu saya pesan. "Kalau ada yang nganterin makanan ya diterima. Alhamdulillah mereka peduli berarti. Ntar kalau kamu sembuh, sementara ada teman yang sakit, ya gantian nganterin atau ngasih bantuan."
Banyak yang ngasih bantuan. Tak bisa saya sebut atau tulisan satu persatu. Saya hanya bisa mendoakan agar teman-teman diberikan pahala oleh Allah SWT. Aamiin Allahumma Aamiin.
#KamisMenulis
Sabar dan iklas menerima cobaan ini. Hanya Allah yg akan mengangkat penyakit yg sedang menimpa negara Indonesia.
ReplyDeleteYang sudah di vaksin tetap harus menjaga imun, Aamiin Ya Robalalamin ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Iya, benar, Bu. Sesudah vaksin aja masih bisa kena. Hehe
DeleteLuar biasa ... banyak sekali hikmah dibalik cobaan. Semoga semakin bertambah keimanan kita kepada Sang Pencipta. Tetap semangat ...semoga lekas sembuh.
ReplyDeleteBenar, Bu. Seperti biasa, ujian banyak sekali membawa hikmah. Semoga sesudah covid ini kita semakin baik. Aamiin
DeleteSemoga segera diberikan kesembuhan dan negatif. Semangat dan be happy, ada kesempatan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
ReplyDeleteAamiin. Makasih banyak, Bu
DeleteBila ditanya sudah vaksin tapi tetap positif Covid-19 juga, ibarat berkendara dengan mengenakan helm. Kita masih mungkin terjatuh atau mengalami kecelakaan. Tapi, dengan menggunakan helm, dampaknya bisa berkurang, insya Allah.
ReplyDeleteSemoga lekas sembuh ...
Analogi yang pas, Bu. Terima kasih. Hehe
DeleteSemoga lekas sembuh Pak Supadilah..
ReplyDeleteIstrinya juga segera membaik.
Terus beristighfar, karena semua yang menyembuhkan adalah Allah swt.
Istri saya juga sedang isoman di rumah Pak, sudah memasuki hari kelima. Semoa kita semua dilindungi oleh Allah swt. Aamiin
Sama nasib kita, Pak. Hehe.. semoga bisa bersabar ya Pak.
DeleteSemoga lks sembuh ya pak. Sabar dan terus ikhtiar agar semuanya dpt dilalui dg baik. Semangat sehat. Juga buat istri di rmh..
ReplyDeleteIya, Bu. Semoga kita terus dijaga oleh Allah. Aamiin
DeleteLekas sembuh ya pak,,,semaaannggaattt seehaatttt
ReplyDeleteTerima kasih banyak, Bu. Aamiin. Semoga lekas sembuh
DeleteSemoga Bapak dan Ibu lekas sembuh.
ReplyDeleteBanyak hikmah dibalik peristiwa ini ya Pak, semisal merasakan kepedulian org lain terhadap kita
Terima kasih banyak, Bu. Iya nih. Banyak hikmahnya.
DeleteSebenarnya semua ketentuan dari Allah itu pastilah baik. Dan, selain berdoa, mengeluhkan semuanya kepada Allah, juga dukungan dari sesama makhluk hidup. Masya Allah. Semoga cepat sembuh pak untuk keluarga juga.
ReplyDeleteKita kembalikan semua takdir kepada Allah ya Pak. Semoga bisa memberikan banyak hikmah pada kita. Aamiin
DeleteYa Allah.. syafakallaaah untuk Pak Padil dan keluarga. Semoga lekas membaik ya...
ReplyDeleteTerima kasih banyak, Ambu...
DeleteSabar ya Pak, semoga cepat sembuh . Begitupun isteri Bapak. Tetap semangat.
ReplyDeleteAamiin Allahumma Aamiin. Terima kasih banyak Pak
DeleteBritish Propolis-nya jangan dbiarkan habis terjual. Konsumsi juga, bukan? Semoga Pak Padil sekeluarga segera kembali pulih sedia kala.
ReplyDelete