Mengupayakan Perbaikan Sekolah Lewat Sumbang Saran
Apa reaksi guru kalau dikritik oleh siswa? Apakah guru akan mendengarkannya? Biasanya kan guru yang ngomong dan siswa mendengarkan. Guru memberikan instruksi atau nasihat kepada siswa.
Apakah guru akan marah kesal dan dendam kepada siswa? Misalnya lalu diam-diam akan menurunkan nilai raportnya. Hm, adakah guru yang seperti itu? Mungkin ada ya. Tapi kayaknya oknum saja. Hehe..
Beragam reaksi orang ketika menerima kritik. Ada yang menganggapnya biasa-biasa saja ada yang menganggapnya serius dan ada yang marah.
Tidak banyak loh orang yang mau dikritik. Sama halnya tidak banyak orang yang mau mendengarkan. Mayoritas orang maunya mengkritik dan berbicara.
Program Siswa Speak Up
Di sekolah saya ada program keren nih. Namanya siswa speak up. Programnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan kritik dan saran kepada sekolah.
Kritik dan saran bisa tentang yang pelayanan, fasilitas, program, dan guru serta lainnya.
Bentuknya ada dua macam bisa menuliskan di kertas atau langsung berbicara. Pesertanya semua siswa dan guru. Di semuanya berkumpul di lapangan upacara di hari Senin pagi.
Sekolah saya, SMA Terpadu Al Qudwah, mengadakan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Tapi Senin ini tidak ada upacara bendera karena dalam masa pandemi. Akhirnya diisi dengan kegiatan speak up inilah.
Di awal seperti biasa siswa canggung untuk ngomong. Perlu dipancing oleh moderator yang pada hari ini dipegang oleh Ikbar kelas 12 IPS. Ikbar hanya membacakan kritik dan saran yang di tulis teman-temannya di atas kertas.
Ada beberapa yang mereka sampaikan. Misalnya air kamar mandi, kelengkapan fasilitas olahraga, pendingin ruangan kelas, kelengkapan perpustakaan dan lainnya.
Hal yang disampaikan oleh siswa menjadi catatan bagi guru dan sekolah. Kemudian untuk perbaikan kualitas pelayanan pula.
Manfaat bagi sekolah dengan adanya program ini adalah bisa mengetahui keinginan siswa, keluhan siswa, dan untuk perbaikan sekolah.
Sementara, untuk siswa kegiatan ini bermanfaat untuk menumbuhkan keberanian berpendapat, kemampuan berbicara di depan umum, menemukan solusi, lainnya.
Oh iya di kegiatan ini bukan hanya berikan kritik dan saran tetapi mereka juga memberikan solusi loh.
Tapi ada yang jadi boomerang. Misalnya mereka mengeluhkan lantai yang kotor. Padahal, lantai merupakan tugas siswa juga.
Di kelas ada struktur kelas dan jadwal piket. Setiap hari ada siswa yang piket. Tugasnya termasuk membersihkan kelas. Nah, kalau lantai kotor jadi tugas piket pula. Mungkin selama ini kurang berjalan sehingga piketnya tidak maksimal.
Selain itu, kadang ada moving class. Pergantian kelas itu yang sering membuat tidak tertib. Merasa bukan tanggung jawabnya, akhirnya dengan seenaknya saja meninggalkan bekas seperti sampah atau ketidakrapian kelas.
Kalau dihitung ada puluhan aspirasi dari siswa. Supaya tidak lupa aspirasi itu dicatat oleh sekolah. Bukan guru sih yang mencatatnya tapi OSIS MPK. Nantinya catatan itu menjadi inventarisasi sekolah dan bisa untuk evaluasi.
Secara umum kegiatannya berlangsung seru. Siswa terlihat antusias dengan banyaknya pertanyaan yang mereka sampaikan. Guru pun menanggapinya dengan serius.
Bagi saya, kritik kalau memang benar, bisa untuk perbaikan. Tidak perlu marah-marah ketika dikritik. Dijadikan bahan introspeksi saja. Kalau kritiknya tidak benar kita tetap lapang dada saja. Tetap jalankan aktivitas dengan upaya yang terbaik agar mendapatkan hasil yang terbaik pula.
Luar biasa... Master, tulisannya selalu terurai dg apik
ReplyDeleteKegiatan yang melatih berpendapat dan beropini dengan tanggung jawab. Mantap.
ReplyDeleteBerlapang dada adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk menerima kritik dari orang lain sip setuju jadikn kritik adalah suatu yg bs kr gunkn u perbaikan diri.
ReplyDeleteInspiratif.
ReplyDeleteProgram yang menarik, terimakasih sudah berbagi
ReplyDeleteCakeeeppp kegiataannya Pak Padil..
ReplyDeleteKritik akan membuat diri merefleksikan kekurangannya...