Negoisasi (Jurnal Ayah Hari Ke-2)
Azan Subuh berkumandang. Istri saya membangunkan mas Jundi dan adiknya. Dengan menahan ngantuk keduanya pun keluar dari rumah. Mas Jundi di ambil sendal sendiri. Adiknya saya gendong. Bertiga kami menuju mushola.
Mas Jundi menuju kamar mandi mushola Saya menunggu di depan pintu mushola. Setiap wudhu dia minta di tungguin.
Tidak lupa pagi itu berdua sedekah subuh. Mas Jundi Rp 5000 dan adiknya Rp. 2.000. saat kami salat, adiknya tiduran, kita ikut salat.
Pernah saya tanya kenapa dia tidak ikut salat jawabnya karena kelamaan salatnya. Jadi meskipun ikut dia lebih banyak main daripada salat.
Setelah salat subuh kami pulang. Seperti biasa mas Jundi ambil tablet. Bukan obat loh ya. Tapi handphone berbentuk tablet. Aduh gimana ya ngomongnya. Mas Jundi mengambil jatah main hape. Setiap hari Mas Jundi dapat kesempatan main HP selama 15 menit. Ada jadwalnya. Senin sampai Jumat hanya 15 menit main game sesudah subuh. Kenapa sesudah subuh? Biar dia tidak ngantuk sesudah salat subuh.
Kemudian di akhir pekan Sabtu dan Ahad, dia mendapat waktu yang lebih lama lagi. Selama 2 x 15 menit bermain game. Di waktu sesudah subuh 15 menit, nanti waktu sesudah dzuhur 15 menit. Tablet itu bukan milik dia. Tapi punya abinya.
Walaupun sering banget dipakai oleh Mas Jundi. Tapi tidak boleh hak milik. Hanya hak pakai saja. Tablet itu hadiah dari lomba blog. Jarang saya pakai karena saya lebih nyaman pakai siomay eh Xiaomi.
Pagi ini Mas Jundi kembali bikin teh. Dia bikin dua cangkir. Setelah jadi, dia bawa kemeja.
"Pilih mana Abi?"
"Mas pilih mana?"
"Abi dulu. Ntar Mas sisanya Abi,"
"Abi pilih ini."
Lalu Mas Jundi pilih cangkir yang satu lagi. Tidak berapa lama, kami menikmati teh manis hangat di pagi hari sungguh nikmat.
Post a Comment for "Negoisasi (Jurnal Ayah Hari Ke-2)"
Kata Pengunjung: