Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pentingnya Menjaga Keamanan Digital, Yuk Bijak Bermedia Sosial


Penipu semakin pintar mengelabui calon korbannya. Untuk meyakinkan, ada yang berani mencatut nama dan tokoh yang bergelar doktor. Suatu hari grup WhatsApp komunitas literasi guru ramai. Penyebabnya apa? Ada salah seorang pengurus grup dipakai orang tidak dikenal untuk menipu. Dia pimpinan sekolah, tokoh literasi, dan sudah bergelar doktor.

Begini pesannya:

“Halo Pak, saya kirim undangan grup baru. Sudah masuk apa belum?”

“Sudah.”

“Coba dikirimkan kode undangannya?”

“Saya belum bisa masuk, Pak Dokor.”

Tak patah semangat, si penipu mencoba cara lain.

“Coba HP-nya dimatikan dulu 5 menit, terus dihidupkan kembali. Soalnya untuk merefresh grupnya. Kalau bisa dimatikan sekarang ya HP-nya 5 menit.”

Pesannya tidak dijawab. Kemudian dia kirim pesan lagi.

“PIN-nya berapa? PIN WA-nya berapa? Soalnya grupnya terhubung dengan pin-nya. Pin WA-nya berapa?”

Tapi didiamkan karena sudah sadar yang seperti ini modus menipu. Ternyata tidak hanya ke satu orang tetapi juga teman yang lain.

“Saya semalam juga dijapri, tapi tidak ditanggapi. Nah dia memakai foto orang lain yang memakai foto yang dipakai untuk menipu itu,” kata Pak Nanjar.

Seorang teman menjawab, “Jangan pernah ngasih pin WA ke orang lain. Maaf saya juga diberikan pesan WA, tapi saya kenal dengan foto itu,” kata Pak Brian.

“Kalau saya tidak konfirmasi, karena saya hafal bahasanya.”




Sekarang ini memang banyak modus-modus penipuan. Kalau tidak jeli, kita bisa tertipu. Penipuan itu bisa terjadi di berbagai media sosial. Hm, kemajuan teknologi memang membawa dampak baik dan buruk.

Salah satu dampak baiknya adalah mudahnya mendapatkan informasi. Salah satu dampak buruknya adalah maraknya peluang kejahatan di dunia maya.

Percobaan Penipuan di Keluarga Saya

Sedang asyik mengobrol, ibu ditelpon oleh seseorang. Katanya menawarkan pembukaan mobile banking yang bisa mempermudah transaksi keuangan.

“Syaratnya KTP dan buku tabungan saja,  Bu. Kemudian nanti ada aktivasi lewat handphone,” kata si penelpon.

Ibu yang sudah berumur pun merasa bingung dengan masalah ini. Mendengar aktivasi, KTP, dan lainnya langsung bingung. Maklum sudah sepuh.

Kalau saya malah merasakan keanehan. Pertama, mengaktifkan mobile banking biasanya dilakukan di bank. Kedua, mengapa diminta nomor KTP. Ketiga, mengapa menelpon di hari Sabtu? Biasanya bank tutup di hari itu kan?

Ibu hanya bilang iya-iya saja. Setelah perbincangan selesai, saya segera bilang kalau jangan diikuti permintaan si penelpon. Untungnya, ibu sepakat. Selain ribet, saya jelaskan kepada ibu kalau itu dipastikan penipu.

 

Zaman sekarang marak penipuan dengan modus yang beragam. Ada yang terang-terangan, kelihatan kalau menipu. Ada juga cara halus, bohongnya rapi. Seperti apa bohongnya rapi? Begini ceritanya.

Teman saya menjadi panitia pembangunan masjid. Suatu hari ada yang mentransfer Rp. 5 juta untuk donasi. Dia juga sudah mengirimkan bukti transfernya. Belasan menit kemudian orang tadi menghubungi kembali. Katanya ada kelebihan jumlah transfer.

Dia berniat berdonasi Rp. 3 juta tetapi malah mentransfer Rp. 5 juta. Saat menghubungi dia menelpon dengan bahasanya santun ramah. Dia minta ditransfer kembali kelebihannya. Malah minta secepatnya karena mau ditransfer untuk berobat ibunya.

Teman saya tidak curiga karena bukti transfernya kelihatan asli. Ada nama pengirim, nominal, dan sumber bank. Warna dan huruf di bukti tranfernya sangat jelas. Karena beranggapan untung si penelpon berdonasi Rp 3 juta, akhirnya teman saya mengirimkan kelebihannya tadi (Rp. 2 juta) tanpa mengeceknya dulu. Sekitar satu jam setelah mengecek ke rekening, dia tidak menemukan transfer dari penelpon tadi. Akhirnya baru sadar kalau dia telah ditipu. 

 

Saya beberapa kali diminta teman-teman guru untuk mengembalikan akun facebook-nya yang diretas. Ada yang bisa dikembalikan. Banyak yang tidak bisa. Kalau masih ingat akun email yang digunakan untuk mendaftar Facebook biasanya masih bisa diselamatkan.

Akun facebook banyak yang dimanfaatkan untuk penipuan jualan, meminta pulsa atau tranfer uang, hingga penipuan donasi.

Saat ini peretasan akun media sosial menyasar kepada tokoh publik hingga tokoh agama. Hal ini supaya mengelabui orang yang akan ditipu. Mungkin biar orang mikir “Ah, nggak mungkinlah dia menipu. Selama ini dia dikenal orang baik.”

Pernah saya mendapat di email. Memberitahukan kalau saya dapat hadiah. Sekilas saya saja saya baca begini kalimatnya. Anda adalah pemenang pencarian…. Anda memenangkan Rp. 3.471.057…klik di sini... yang mengherankan nominal hadiahnya kenapa tidak bulat begitu ya angkanya.

Sudah sering saya dengar penipuan lewat email seperti ini. Jadi saya abaikan pesan masuk itu.. Sekarang juga marak penipuan dengan berbagai modus. Makanya jangan percaya apapun yang tidak masuk akal.

Ya, kita harus waspada dan jeli dengan beragam modus penipuan online. Kalau dipikir-pikir sekarang ini modus penipuan canggih-canggih dan pinter-pinter. Sudah tidak terhitung pesan masuk di nomor handphone saya tentang hadiah atau pinjaman online. Bahkan ‘hebatnya’ penipuan itu bisa sampai juga ke nomor baru. Saya beberapa kali punya nomor baru. Belum saya pakai buat apapun seperti mendaftar webinar atau mengirim pesan ke teman. Eh, bisa masuk juga pesan penipuan dan tawaran pinjaman online. Heran saya.

Nah, supaya data kita tidak disalahgunakan oleh pihak tak bertanggungjawab, yuk berhati-hati beraktivitas di dunia maya. Perkuat pemahaman pentingnya cyber security atau keamanan siber. Apa itu cyber security? Ringkasnya cyber security adalah tindakan untuk melindungi informasi di dunia maya dari aneka serangan.

Besarnya Bahaya Cyber Attack (Serangan Siber)

Semakin hari serangan di internet semakin gencar. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan bahwa sedikitnya 495 juta serangan siber terjadi di Indonesia pada 2020. Angka ini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2019, jumlah serangan siber yang terjadi di Indonesia sebanyak 290 juta pada 2019. Sedangkan pada 2018 sejumlah 232 juta. 

Apa saja cyber attack atau serangan siber yang sering terjadi?

  1. XSS (464 aduan): Sebuah jenis injeksi berupa script berbahaya yang diinjeksikan ke sebuah situs rentan maupun tepercaya. Script ini dapat mengakses cookie, session token, ataupun informasi sensitif lainnya yang disimpan browser.
  2. SQL Injection (451 aduan): Jenis injeksi berupa perintah SQL yang diinjeksikan ke dalam data-plane input untuk mempengaruhi eksekusi SQL command yang telah ditentukan.
  3. Malware (39 aduan): Perangkat lunak yang bersifat mengganggu yang dirancang untuk merusak dan menghancurkan komputer. Contoh yang umum ialah virus, worm, trojan, spyware, adware, dan ransomware.
  4. Phising (24 aduan): Pengiriman komunikasi penipuan yang tampak berasal dari sumber tepercaya, dan biasanya dilakukan melalui e-mail. Tujuan phising adalah untuk mencuri data sensitif.
  5. Web Defacement (23 aduan): Pengubahan halaman web yang tidak diketahui oleh pemilih sah dari website.

Serangan siber atau cyber attack terjadi setiap hari dan siapapun bisa jadi korban, baik individu, kelompok, maupun organisasi. 



Kunci utama melakukan keamanan siber ada pada diri sendiri. Kita harus waspada dari berbagai hal yang dapat terjadi di dunia maya. Dunia digital memang penuh bahaya. Tapi bisa ditangkal dengan kewaspadaan kita. Apa saja yang bisa kita lakukan untuk pencegahannya?

  1. Jaga data pribadi. Jangan mudah memberikan data pribadi kepada siapapun. Sebab bisa saja nanti disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
  2. Gunakan password yang kuat. Pasang kata sandi/keamanan tambahan pada ponsel kita. Hindari menggunakan kata sandi yang mudah ditebak seperti lahir, tanggal pernikahan, nama kita atau anggota keluarga.
  3. Jangan pernah mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak resmi. Hindari masuk ke aplikasi yang sifatnya hanya untuk hiburan dengan memakai akun media sosial kita karena bisa berpotensi diretas. 
  4. Abaikan tautan yang mencurigakan karena bisa mengarahkan kita pada informasi membahayakan.
  5. Waspada apabila ada telepon atau SMS permintaan untuk mematikan ponsel sementara atau  mengetikkan suatu kode khusus di ponsel.
  6. Segera hubungi operator seluler apabila layanan komunikasi ponsel tiba-tiba tidak berfungsi, seperti tidak dapat melakukan dan menerima panggilan atau SMS.

Kiprah Telkom University Tingkatkan Literasi Digital

Telkom University menunjukkan kontribusinya untuk peningkatan literasi digital di Indonesia. Salah satunya bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar webinar bertajuk Digital Financial Literacy 2021.

Kegiatan bertema How to be Financial Literate: an Eye Opener for New Generation ini diikuti seluruh sivitas akademika Telkom University. Mahasiswa sangat terbantu dengan kegiatan ini untuk meningkatkan literasi terhadap keuangan digital.

Tidak diragukan lagi kontribusi Telkom Uniersity sebagai Perguruan Tinggi Swasta Terbaik No.1 di Indonesia tahun 2020 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini.

Kegiatan ini diapresiasi oleh Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat, Indarto Budiwitono yang menyatakan tingkat literasi digital, terutama keuangan digital masih rendah.

“Berdasarkan survey yang dilakukan OJK ditahun 2019, tingkat literasi keuangan digital baru mencapai 36%, artinya dari 100 orang hanya 36 orang saja yang paham tentang keuangan digital, maka dari itu melalui kegiatan ini kami ingin masyarakat Indonesia perlu adanya pemahaman tentang bagaimana pemanfaatan keuangan digital,” ucapnya.

Padahal, digitalisasi telah merambah pada semua lini masyarakat. Berbagai transaksi keuangan sudah dilakukan secara digital atau cashless, baik berbelanja kebutuhan harian di pasar, alat transportasi serta kebutuhan pendidikan.

Telkom University memberikan pemahaman terhadap keuangan digital yang bermanfaat untuk generasi milenial. Mudah-mudahan kegiatan ini dilanjutkan untuk memberikan peningkatan literasi digital kepada masyarakat Indonesia.

Kesimpulannya..

Berbagai aktivitas menggunakan internet seperti mendapatkan informasi, kebutuhan pekerjaan, mencari hiburan, bersosialisasi, pendidikan, bisnis, dan lainnya. Ancaman kejahatan siber selalu mengintai kita. Kalau tidak waspada, kita sendiri yang rugi karena dampaknya.

Yuk, perkuat keamanan digital kita. Bijaksanalah menggunakan media sosial. Jangan asal mengikuti tren yang bisa membuat kita mengalami kerugian menggunakan media sosial. Ayo Gunakan media sosial untuk hal yang penting dan kegiatan positif. (*)



Referensi Tulisan

https://infokomputer.grid.id/read/122752918/bssn-inilah-serangan-siber-yang-harus-diwaspadai-di-indonesia

https://katadata.co.id/anshar/digital/617796c913a5e/indonesia-rentan-serangan-siber-pentingnya-perlindungan-data-pribadi

https://www.liputan6.com/tekno/read/4365420/4-cara-mencegah-kejahatan-siber-yang-semakin-merajalela

https://telkomuniversity.ac.id/tingkatkan-literasi-keuangan-digital-tel-u-dan-ojk-gelar-webinar/

6 comments for "Pentingnya Menjaga Keamanan Digital, Yuk Bijak Bermedia Sosial"

  1. Sekarang modus penipuan di medsos byk banget, sekarang aku sering mantengin grup fb wilayah, biasanya byk yg share kl habis kena tipu atau hampir kena tipu, jd kita bisa lebih waspada

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Bu. Sepakat. Jadi kita harus jeli lah. Tingkatkan literasi digital. Mudah-mudahan semakin bijaksana bermedia sosial. Yuk

      Delete
  2. Nah baru kejadian nih beberapa hari yang lalu mas supadilah.. awalnya saya nggak ngeh kalau ditelepon dari wa oleh seorang yang mengaku customer service hallo. Saya pikir itu telepon biasa. Setelah dia mengatakan mau membantu saya menukar point dengan reward kok saya agak aneh. Setelah sadar itu adalah percakapan WA makanya saya yakin itu penipu. Apalagi sepanjang berbicara dia tidak menyebutkan nama panjang saya. Waaah setelah cek profil WA nomer itu saya ketawa karena oknum penipu lupa menukar info di profil sebagai csbri.co.id

    ReplyDelete
  3. Baru-baru ini suami juga nyaris kena tipu. Ditelepon, suaranya formal, persis suara Mbak-mbak dari bank. Tanya-tanya kartu kredit, kapan kadaluarsa dll. Untung saya dengar, hati-hati jangan kasih no CVC di belakang kartu. Langsung ditutup teleponnya oleh suami. Kami cek no teleponnya, ternyata banyak laporan, itu no penipu...Sekarang kalau ada no telepon engga dikenal, lebih baik tidak dijawab saja...

    ReplyDelete
  4. saya sering banget ganti password Pak Guru, tapi alasannya karena lupa, heran lupa kok awet banget tapi jadi lebih baik sih ya karena password otomatis ganti secara berkala.
    emang harus waspada nih, udah banyak kejadian penipuan online :(

    ReplyDelete
  5. Makin canggih sekarang penipuan ya, makanya jangan langsung percaya dan harus sering zikir keknya ya , katanya suka ada yang pakai ilmu seperti disirep gitu mau melakukan segala instruksinya , aku biasanya gak akan angkat telp yang gak aku namain kak , biar aman

    ReplyDelete